Lo-lo-love me like you do
Love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Touch me like you do
To-to-touch me like you do
Touch me like you do
To-to-touch me like you do
Love Me Like You Do - Ellie Goulding
(Soundtrack Fifty Shades Of Grey)
2013
Gue pertama denger tentang novel ini dari temen,bukan berita
atau internet. Kebetulan temen gue suka bikin cerita dan dia mencantumkan novel
ini sebagai novel fiksi favorit si tokoh, ya sekedar cameo aja gitu. Terus
iseng-iseng deh search di google tentang novel ini. Mengingat nama pengarangnya
E.L James kirain pengarangnya laki eh ternyata perempuan. Ya maklum denger nama
pengarangnya aja ga pernah. Gue sebenernya suka banget sama covernya gambar
dasi gitu, kelihatan uhmm misterius gitu.
Pas baca wikepedia, ternyata latar
belakang fifty shades of grey dikembangkan dari fan fiction Twilight awalnya
berjudul Master of Univerce. Berhubung saya seorang twihard(fans twilight) saya
mencari info novel E.L James lebih jauh.Di cerita Master of Universe di cerita
versinya,Bella Swan sebagai Anna dan Edward Cullen sebagai Christian Grey.
Namun menilik balik karena novel ini termasuk novel kontroversional karena..
yeah ternyata ini novel erotika dan mengandung banyak teks eksplisit maka saya
jadi malas dengan novel rilisan tahun 2011 ini, meski masih dilanda penasaran
kenapa ini novel booming banget sih? Apa bagusnya?
2015
Beberapa waktu lalu
juga ada beberapa temen yang rela menyisahkan sebagian waktunya buat
posting novel versi terjemahan trilogi Fifty Shades di grup. Ya sempet seneng
sih kan tau sendiri harga novelnya aja 100rb lebih bo... tapi ternyata gue Cuma
baca 5 bab kalau ga salah sampe si Anna sama Grey ketemu di toko bangunan. Masih
penasaran sih tapi ga masalah berhubung sadar ratingnya ga cocok sama gue,
belum lagi ini novel terjemahan harus ekstra sabar dan bener-bener harus
konsentrasi kalau baca mengigat begitu detail menceritakan narasinya pastilah
tebel-tebel bukunya bikin matabelo hahaha. Jadi sebenernya gue lebih suka baca
novel Indonesia sih,istilahnya das des
ndang mari ndang wes. Tapi yang gue tahu dan gue suka di Indonesia yang
berani bikin novel rating R mah Cuma kak Shanty Agatha daan kak Phoebe, dan
lagi-lagi gue tau du penulis kece itu dari KCCNR (*bigthanksKCCNR) selebihnya
Cuma penulis wattpad. Jad lupa kembali ke Fifty Shades Of Grey(ngomong ala
tukul wkwk).
Setelah kembali lupa sama novel, gak lama kemudian temen gue
yang di Taiwan(ceceh Meii) lagi ngerumpiin novel ini yang mau dijadiin film,
belum lagi mengingat mau bulan valentine film Fifty Shades Of Grey mau rilis di
bioskop jadi flashback pertanyaan lagi masa-masa 2013. kenapa ini film booming
banget sih? Apa bagusnya? Dan beruntunglah si Ceceh yang tinggal di Taiwan bisa
nonton, tau sendiri di Indonesia dilarang keras buat difilmkan di bioskop.
Sampai pernah saya dengar beberapa
orang di Indonesia pergi ke Singapura buat nonton film beginian
Tapi
meskipun dilarang di Indonesia, kaget aja beberapa minggu lalu pas jalan-jalan
ke rental kaset liat film ini udah ada kasetnya dan berjejer rapi di rak “new
release”.
Dalam
hati saya ragu juga, mau pinjem apa gak ya? Tapi nurani sih masih bisa mikir
waras sih mengingat ini film udah rating R. Tapi ya namanya anak muda jiwa
penasarannya masih meluap-luap. Jadi iseng-iseng buka fanspage PN ada link
trailer filmnya, saya klik deh berharap aja moga-moga bagus.
Untuk
isi cerita nya coba kalian buka review link ini http://www.yogashena.com/2014/04/tentang-fifty-shades-of-grey.html?m=1
Konflik utama `Fifty Shades of Grey` juga persis Twilight.
Christian Grey mengalami dilema yang sama dengan Edward Cullen. Di `Twilight`,
Edward Cullen mengalami konflik batin: apakah ia—yang seorang vampir—akan
membiarkan dirinya jatuh hati pada Bella Swan, yang seorang manusia biasa.
Edward tahu konsekuensi kala vampir menjalin asmara dengan manusia.
Konflik batin senada dialami Christian Grey. Ia jatuh hati pada
Ana, tapi di satu pihak ia juga tak bisa melepaskan kesenangan seksualnya yang
tak lazim. Bersama Christian, Ana bukan lagi cewek lugu yang masih perawan.
Tapi di lain pihak, dengan Ana, Christian tak semata menjadikan wanita sebagai
kesenangan seks semata yang ia bisa dominasi.
“It’s so lookTwlight!” kalimat itu yang ada di
dalam kepalaku ketika aku membaca beberapa adegan.Bahkan sebelumnya seorang
teman ada yang sempat menanyakan kalau buku ini perpanjangan dari kisah
Twilight, seperti scence dansa ya kalau di twilight sih Bella dan Edward dansa
di pesta prom, terus pas Bella mau ditabrak tetapi Edward udah sigap nolongin. Dan
waktu Si Grey ngajak Anna naik semacam helikopter yang menurutku keren banget
aku juga ingat Edward gendong Bella dari pohon satu ke pohon lain dan suka maen
piano di saat sedang mellow, yang selalu muncul kapanpun dan di manapun Ana
berada, yang anehnya juga merasakan semacam ‘I wish I could know what you’re
thinking’ pada Ana selayaknya Edward ke Bella, dan juga “I wish I could step
away from you but I just can’t.” …. kedengarannya familiar, kan?
Well, aku nggak bilang bahwa EL James mengcopy
karya Twlight atau ini semacam bentuk plagiat karena banyak unsur kesamaan di
dalam bukunya, aku hanya ingin menitipberatkan pada apa yang sudah kubaca dan
bagaimana kesannya sama sekali tidak berubah atau jauh-jauh dari Twilight
ketika aku baca ini, hanya dengan plot yang lebih liar dan ide cerita yang
lebih seksual. Tema ceritanya juga nggak sepenuhnya BDSM, yang mengulik
kisahnya atau ‘budaya’ kehidupan ini lebih dalam. Lebih kepada cerita romance
yang erotis dan vulgar, dan lebih menitikberatkan pada kegiatan hubungan
Christian dan Ana aja. Yang aku salut dari EL James ini adalah gimana dia
bisa membuat Christian, si psycho berdarah dingin yang nggak punya hati itu
bisa menjadi seorang gentleman yang romantis dan manis di beberapa bagian.
Harus kuakui beberapa hal yang Christian lakukan itu sweet dan romantic; cara
dia memperhatikan detail-detail kecil dari kata-kata Ana, memberi Ana hadiah
buku Tess of the
d’Urbervilles edisi pertama
yang mahalnya bukan main itu, atau ngajak Ana terbang dengan helikopternya (and
yes, he’s piloting), but once I found out how controlling and demanding he is
while trying to persuade Ana getting into his sex lifestyle, sebuah rayuan yang
super halus dan manipulatif, aku hanya melihat dia sebagai seorang psikopat
yang hidup dibalik jas dan gaya mewahnya. He’s scary. Mungkin ini kesimpulan
yang saya baca dari beberapa review kenapa Fifty Shades Grey banyak
digandrungi, terutama para kaum hawa.
Last walau bagaimanapun kalian tetap harus bijak ya melihat baik buruknya, untuk itu untuk 17 tahun kebawah tidak diperkenankan menonton. eitss saya juga ga nonton kok jadi imbang lah. ini kan cuap-cuap saja tidak membahas keseluruhan. jadi, tulisan saya sebatas ini saja bukan sepoerti resensi atau apa.
nah ini dia beberapa quotes menarik nya nih