Thursday, 25 June 2015

Cuap-Cuap Mr.Grey

Lo-lo-love me like you do
Love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Touch me like you do
To-to-touch me like you do
Love Me Like You Do - Ellie Goulding (Soundtrack Fifty Shades Of Grey)

2013

Gue pertama denger tentang novel ini dari temen,bukan berita atau internet. Kebetulan temen gue suka bikin cerita dan dia mencantumkan novel ini sebagai novel fiksi favorit si tokoh, ya sekedar cameo aja gitu. Terus iseng-iseng deh search di google tentang novel ini. Mengingat nama pengarangnya E.L James kirain pengarangnya laki eh ternyata perempuan. Ya maklum denger nama pengarangnya aja ga pernah. Gue sebenernya suka banget sama covernya gambar dasi gitu, kelihatan uhmm misterius gitu.

 Pas baca wikepedia, ternyata latar belakang fifty shades of grey dikembangkan dari fan fiction Twilight awalnya berjudul Master of Univerce. Berhubung saya seorang twihard(fans twilight) saya mencari info novel E.L James lebih jauh.Di cerita Master of Universe di cerita versinya,Bella Swan sebagai Anna dan Edward Cullen sebagai Christian Grey. Namun menilik balik karena novel ini termasuk novel kontroversional karena.. yeah ternyata ini novel erotika dan mengandung banyak teks eksplisit maka saya jadi malas dengan novel rilisan tahun 2011 ini, meski masih dilanda penasaran kenapa ini novel booming banget sih? Apa bagusnya?

2015

Beberapa waktu lalu  juga ada beberapa temen yang rela menyisahkan sebagian waktunya buat posting novel versi terjemahan trilogi Fifty Shades di grup. Ya sempet seneng sih kan tau sendiri harga novelnya aja 100rb lebih bo... tapi ternyata gue Cuma baca 5 bab kalau ga salah sampe si Anna sama Grey ketemu di toko bangunan. Masih penasaran sih tapi ga masalah berhubung sadar ratingnya ga cocok sama gue, belum lagi ini novel terjemahan harus ekstra sabar dan bener-bener harus konsentrasi kalau baca mengigat begitu detail menceritakan narasinya pastilah tebel-tebel bukunya bikin matabelo hahaha. Jadi sebenernya gue lebih suka baca novel Indonesia sih,istilahnya das des ndang mari ndang wes. Tapi yang gue tahu dan gue suka di Indonesia yang berani bikin novel rating R mah Cuma kak Shanty Agatha daan kak Phoebe, dan lagi-lagi gue tau du penulis kece itu dari KCCNR (*bigthanksKCCNR) selebihnya Cuma penulis wattpad. Jad lupa kembali ke Fifty Shades Of Grey(ngomong ala tukul wkwk).

Setelah kembali lupa sama novel, gak lama kemudian temen gue yang di Taiwan(ceceh Meii) lagi ngerumpiin novel ini yang mau dijadiin film, belum lagi mengingat mau bulan valentine film Fifty Shades Of Grey mau rilis di bioskop jadi flashback pertanyaan lagi masa-masa 2013. kenapa ini film booming banget sih? Apa bagusnya? Dan beruntunglah si Ceceh yang tinggal di Taiwan bisa nonton, tau sendiri di Indonesia dilarang keras buat difilmkan di bioskop. Sampai pernah saya dengar beberapa orang di Indonesia pergi ke Singapura buat nonton film beginian
Tapi meskipun dilarang di Indonesia, kaget aja beberapa minggu lalu pas jalan-jalan ke rental kaset liat film ini udah ada kasetnya dan berjejer rapi di rak “new release”.

Dalam hati saya ragu juga, mau pinjem apa gak ya? Tapi nurani sih masih bisa mikir waras sih mengingat ini film udah rating R. Tapi ya namanya anak muda jiwa penasarannya masih meluap-luap. Jadi iseng-iseng buka fanspage PN ada link trailer filmnya, saya klik deh berharap aja moga-moga bagus.

Untuk isi cerita nya coba kalian buka  review link ini http://www.yogashena.com/2014/04/tentang-fifty-shades-of-grey.html?m=1

Konflik utama `Fifty Shades of Grey` juga persis Twilight. Christian Grey mengalami dilema yang sama dengan Edward Cullen. Di `Twilight`, Edward Cullen mengalami konflik batin: apakah ia—yang seorang vampir—akan membiarkan dirinya jatuh hati pada Bella Swan, yang seorang manusia biasa. Edward tahu konsekuensi kala vampir menjalin asmara dengan manusia.

Konflik batin senada dialami Christian Grey. Ia jatuh hati pada Ana, tapi di satu pihak ia juga tak bisa melepaskan kesenangan seksualnya yang tak lazim. Bersama Christian, Ana bukan lagi cewek lugu yang masih perawan. Tapi di lain pihak, dengan Ana, Christian tak semata menjadikan wanita sebagai kesenangan seks semata yang ia bisa dominasi.

“It’s so lookTwlight!” kalimat itu yang ada di dalam kepalaku ketika aku membaca beberapa adegan.Bahkan sebelumnya seorang teman ada yang sempat menanyakan kalau buku ini perpanjangan dari kisah Twilight, seperti scence dansa ya kalau di twilight sih Bella dan Edward dansa di pesta prom, terus pas Bella mau ditabrak tetapi Edward udah sigap nolongin. Dan waktu Si Grey ngajak Anna naik semacam helikopter yang menurutku keren banget aku juga ingat Edward gendong Bella dari pohon satu ke pohon lain dan suka maen piano di saat sedang mellow, yang selalu muncul kapanpun dan di manapun Ana berada, yang anehnya juga merasakan semacam ‘I wish I could know what you’re thinking’ pada Ana selayaknya Edward ke Bella, dan juga “I wish I could step away from you but I just can’t.” …. kedengarannya familiar, kan?


Well, aku nggak bilang bahwa EL James mengcopy karya Twlight atau ini semacam bentuk plagiat karena banyak unsur kesamaan di dalam bukunya, aku hanya ingin menitipberatkan pada apa yang sudah kubaca dan bagaimana kesannya sama sekali tidak berubah atau jauh-jauh dari Twilight ketika aku baca ini, hanya dengan plot yang lebih liar dan ide cerita yang lebih seksual. Tema ceritanya juga nggak sepenuhnya BDSM, yang mengulik kisahnya atau ‘budaya’ kehidupan ini lebih dalam. Lebih kepada cerita romance yang erotis dan vulgar, dan lebih menitikberatkan pada kegiatan hubungan Christian dan Ana aja. Yang aku salut dari EL James ini adalah gimana dia bisa membuat Christian, si psycho berdarah dingin yang nggak punya hati itu bisa menjadi seorang gentleman yang romantis dan manis di beberapa bagian. Harus kuakui beberapa hal yang Christian lakukan itu sweet dan romantic; cara dia memperhatikan detail-detail kecil dari kata-kata Ana, memberi Ana hadiah buku Tess of the d’Urbervilles edisi pertama yang mahalnya bukan main itu, atau ngajak Ana terbang dengan helikopternya (and yes, he’s piloting), but once I found out how controlling and demanding he is while trying to persuade Ana getting into his sex lifestyle, sebuah rayuan yang super halus dan manipulatif, aku hanya melihat dia sebagai seorang psikopat yang hidup dibalik jas dan gaya mewahnya. He’s scary. Mungkin ini kesimpulan yang saya baca dari beberapa review kenapa Fifty Shades Grey banyak digandrungi, terutama para kaum hawa. 

Last walau bagaimanapun kalian tetap harus bijak ya melihat baik buruknya, untuk itu untuk 17 tahun kebawah tidak diperkenankan menonton. eitss saya juga ga nonton kok jadi imbang lah. ini kan cuap-cuap saja tidak membahas keseluruhan. jadi, tulisan saya sebatas ini saja bukan sepoerti resensi atau apa.


nah ini dia beberapa quotes menarik nya nih