Bagian 1.
Orientasi
Saya bertiga mendapat tugas untuk mewanwancarai pegawai kantor bangunan yang menjadi pemborong bangunan-bangunan megah. Kantor itu di cat merah menyala, mencolok dibandiingkan dengan kantor sejenis di komplek itu. Ketika kami masuk, kami melihat lobi kantor yang cukup berantakan. Meski berantakan, fasilitas di kantor itu lengkap. Masih ada sofa yang bisa dipakai untuk duduk. Di belakan lobi ada ruangan tertutup dengan menyisakan lorong untuk masuk ke lantai atas. Di dinding lorong tertempel gambar bangunan -bangunan yang dikerjakan kantor itu.
Salah satu gambar bangunan jatuh dan terinjak kakiku. Bumi seperti bergetar dan saya terseret ke dalam bangunan megah yang belum pernah aku kenal. Bangunan itu terus bergetar.
Komplikasi
Salah satu gambar bangunan jatuh dan terinjak kakiku. Bumi se;perti bergetar dan saya terseret ke dalam bangunan megah yang belum pernah aku kenal. Bangunan itu terus bergetar.
Kudengar ada yang memanggilku, Kak tolong kami. Tampak sekumpulan anak seragam biru putih berlarian. Tersirat ekspresi ketakutan dari mereka saat kulihat beberapa makhluk aneh mengejar mereka di belakang. Pasukan creep mulai memporak-porandakkan banguna di sekitar mereka. Kemudia disusul sebuah makhluk aneh berbadan besar dengan sorot mata mengerikan . tengannya ,e,bawa sebuah rantai panjang yang membelit di sekujur tubuhnya.
“Kak tolong kami!” teriak salah satu anak berlari ke arahku.
“Kenapa harus aku?” tanyaku tidak menegerti. Jujur, aku tidak tahu harus berbuat apa.
“Hanya kaka yang bisa menolong kam, sebelum monster grakk menggila dan menghancurkan tower kami. Jika tower pertahanan kami hancur, kami semua tidak bisa bertahan hidup.”
“Tapi bagaimana aku bisa membantumu dek, aku sendiri tut melihat monster jelek itu.”
“Aku yakin kakak menghadapinya, coba lihat tandadi telapak tangan kiri kakak tergambar sebuah panah yang berarti kakak adalah tutusan yorn,” ucap anak itu penuh harap.
Tiba-tiba grak berjalan mendekat ke arah kami, mengeluarkan skill ultimate hingga membuat lawan yang berada di sekitarnya terhisap tak berdaya. Menyadari aku dihisap, anak itu mendorongku menjauh agar aku tak terisap oleh grakk
Tentu saja aku panik melihat grakk semakin tak terkendali. Aku mencoba berkonstrasi menatap lambang panah di tanganku, berharap apa yang dikatakan anak itu benar.
Entah bagaimana tekhnisnya, hujaman panah mengenai tubuh grakk membuat kekuatannya melemah. Aku kira kekuatanku mulai bekerja. Nyatanya, grakk membuat gerakan memukul permukaan tanah. Kemudian berteriak, “Aku tidak akan membiarkan tanah kelahiranku dibangun bangunan asing untuk umat manusia.” Seketika, bumi sedikit gonjang-ganjing. Grakk mulai murka, mengeluarkan semua kekuatan yang ia punya. Tubuhku tertarik oleh rantai-rantao miliknya. Kemudian, nyawaku seakan terisap oleh kekuatanyya ultimanya.
“Tolong..!!” aku berteriak kencang, kemudian tepukan pelan mendarat di pundakku. Seketika aku tersadar aku sedang berada di tempat yang berbeda.
“Hei bangun!”
Aku terbangun dengan kondisi linglung. Rupanya semua hal yang barusan terjadi cuma mimpi fantasiku saja. Hadeh...
***
Bagian 2
Orientasi.
Dengan tergesa Meza menuju perpustakaan sekolahnya. Tugas dari guru Bahasa Indonesia harus dikumpulkan siang nanti jam ke 7. Padahal dia belum membaca sama sekali buku biografi yang ditugaskan. Perpustakaan masih sepi ketika Meza memasuki perpustakaan. Buru-buru dia berjalan memasuki lorong menuju rak buku Sejarah Indonesia. Namun buku yang ia cari tidak ia temukan. Tak berselang lama, ia melihat salah satu siswa mencatat sesuatu dari buku yang ia cari. Untung saja anak itu sudah selesai dan meletakkannya di meja.
Komplikasi
Dengan cepat diambilnya sebuah buku biografi yang sudah ada di meja baca. Buku itu nampak sedikit lusuh. Dia membaca buku tentang biografi Bung Tomo. Pada halaman ke sepuluh dia ditarik Bung Tomo diajak berjalan-jalan menyaksikan perjuangan pada 10 Nopember 1945. Saat sesuatu terasa berat mengenai indra penglihatannya. Kemudian semuanya terlihat gelap. Saat matanya terbuka kembali, Mea terkejut berada di tengah hiruk-pikuk orang-orang asing. Dilihatnya sosong Bung Tomo sedang berdiri di atas podium. Gema suaranya membuat bulu kuduk Meza merinding saat Bung Tomo meneriakkan kata “Merdeka atau Mati” untuk berjuang demi Indonesia.
Mendengar suara Bung Tomo, entah kenapa hatinya seperti diremas. Ia merasa malu karena selama ini menjadi pemuda yang tidak berguna. Jangankan berjuang untuk Indonesia, berjuang untuk dirinya sendir saja tidak mampu. Selama ini ia baru menyadari menjadi pemuda yang pemalas.
Tiba-tiba seseorang mendorongnya ke depan hingga terjungkal. Perang ternyata sudah dimulai, tubuhya berasa remuk saat orang-orang sempat menginjaknya. Meza berdiri sempoyingan, hingga tak menyadari sebuah timah panas menembus lehernya.
Resolusi
Penglihatan Meza berputar-putar. Bayangan hitamlah yang terakhir kali ia lihat. Namun, sepercik suara membangunkannya kemudian disusul goncangan hingga tubuhnya terpental jatuh menimbulkan suara gedebuk.
“Woi Meza bangu, dicariin malah tidur di perpustakaan. Tuh kan, lagi-lagi ketiduran. Abis bergadang buat game terus sih!” omel Caca tak lain adalah sahabat Meza.
Sunday, 14 January 2018
Kreasi Menyimpan Barang Serbaguna Ala Anak Kos
Setelah sekian lama aku nggak nulis lagi, akhirnya di awal bulan Januari 2018 ini aku memutuskan untuk menulis apapun yang pernah aku alami untuk setiap harinya.
Jadi, awalnya waktu pertengahan semester salah satu temenku akan berencana pindah kos mengingat ia kurang leluasa dengan kamar kos miliknya yang tergolong kecil dari kebanyakan. Namun, keinginan nggak selalu sesuai dengan kenyataan. Akibat banyaknya pengeluaran setelah praktik kuliah ia sampai terkena kangker (kantong kering) dan akhirnya ia harus bertahan di kos tersebut.
Padahal kalau dipikir lagi, sayang banget kalau pindah mengingat harga kos tersebut relatif murah. Jadi temen-temenku berinisiatif pengen bedah kosnya (bukan kaya acara bedah rumah di tv hehe) cuma menata ulang suasana kos-kosannya. Dari wallpaper dinding sampai menata seabrek peralatannya yang berantakan mirip kapal pecah. Pantas saja ia merasa kosnya sesak, padahal kalau bisa ditata rapi, bisa lebih nyaman.
Nah kali ini aku kasih beberapa tips menata barang-barang di kamar kos tergolong sempit.
Alat Make-Up
Nah buat ladies yang punya alat make up, daripada di taruh di kotak lalu harus bongkar-bongkar, padahal lagi buru-buru sampai tercecer seperti bedak, eye shadow dst. Lebih baik dijadikan satu seperti gambar ini. Bedak dipasang magnet kecil seperti magnet kulkas gitu trus ditempel deh. Kalau lagi buru-buru juga tinggal ambil ga harus capek-capek bongkar tas/kotak make up lagi deh. Lebih efesien.
Alat Tulis
Biasanya di kos cuma tersedia kasur,lemari dan meja kecil. Tapi kalau meja kecil biasanya ditaruh kipas angin dan laptop (anak kuliahan) terus buku-buku sama alat tulisnya ditumpuk di atas laptop. Kalau udah gitu biasanya laptop layarnya jadi rusak akibatnya. Selain itu, meja jadi berantakan. Lebih baik bikin kreasi seperti di gambar. Sebuah gantungan baju dan gantungan alat makan dengan sedikit modifikasi yang lucu.
Terkadang, tinggal dalam satu kos yang dihuni beberapa orang membuat barang kita sering ketuker. Jadi daripada nganggur kita bisa bikin kreasi lucu-lucu seperti di gambar biar nggak ketuker lagi.
Makanan
Makanan ringan atau bumbu dapur nggak boleh ditaruh di sembarang tempat ladies. Biar aromanya nggak tercampur sama benda di sekitarnya atau nggak biar nggak dikerubungi seperti serangga, semut dst. Kalian bisa bikin seperti gambar di bawah ini loh!
Perlengkapan Mandi
Perlengkapan mandi sebenarnya benda pribadi yang nggak boleh dipakai sama orang lain loh! Meskipun dipinjem tema kos sendiri, tapi kita juga nggak mau kan barang bekas kita dipakai sama orang lain. Kita juga nggak tau apa teman kita cocok pakai produk tersebut. Jadi kita bisa pilah-pilah dengan membuat kreasi seperti di gambar yang terbuat dari gorden dengan modifiksi dengan klip kertas. Selain perlengkapan mandi kita nggak tercecer. Kita juga bisa pilah-pilah perlengkapan yang bisa dipakai sendiri dan dipakai bersama.
Gantungan Jilbab.
Buat hijabers, kadang kalau buru-buru cari hijab yang ingin dipakai, kita harus bongkar seisi lemari. Dan akhirnya semua pakaian jadi berantakan. Kalau sudah begini kita jadi malas menata kembali karena udah dikejar waktu. Dengan kreasi seperti di gambar, kita bisa lebih mudah mencari jilbab yang kemarin udah dipakai pengen dipakai lagi.
ItuIah refrensi yang bisa aku sampaikan berdasarkan pengalaman dari berbagai sumber. Hunian yang nyaman bukan diukur dari luas dab sempitnya tempat tersebut ladies. Namun, bagaimana kita bisa menata barang dan membuat suasana lega di dalam ruangan tersebut.
Subscribe to:
Posts (Atom)