Presepsi masyarakat tentang wanita cantik itu kiblatnya para model. Standarisasi seperti wanita cantik itu putih, tinggi dan langsing tentu saja idaman semua kaum hawa. Namun manusia juga diciptakan dengan sama rata bentuknya. Tentu saja mereka punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sehingga bagi para wanita yang belum sesuai kriteria model terkadang memiliki obsesi untuk menjadi wanita cantik (seperti standarisasi model). Oleh karena itu obat, kosmetik kecantikan sampai jalan operasi plastik ditempuh meskipun prosesnya sakit sekali.
Padahal menjadi model sendiri saja ada beberapa yang tak sesuai kriteria loh! Terbukti saat saya lihat beberapa kali menonton season Top Model Asia misalnya.
Meskipun sebagian besar kontestan tinggi, berkulit putih, dan cantik tentunya. Tidak menjadi syarat mutlak mereka menjadi juara. Bahkan kontestan finalis 10 besar saja ada model yang berkulit gelap dari India, ada juga yang bertubuh lebih pendek dari pesaingnya malah jadi juara mengharumkan nama Indonesia (Ayu Gani).
Kok bisa?
Tentu saja kekurangan yang mereka miliki tertupi oleh kelebihan mereka yang lebih bersinar. Mereka memiliki wajah khas yang menjadi kharismanya tersendiri. Seperti ciri khas wajah berkulit hitam tapi manis misalnya, atau wajah tegas yang kharismatik, atau wajah yang innocent tapi malah keluar innerbeauty darinya.
Intinya yang saya lihat dari acara Top Model mereka berusaha semaksimal mungkin memancarkan kecantikan miliknya dengan menjadi dirinya sendiri, justru mereka yang merasa kurang percaya diri lebih sering cemas dan selalu berpikir buruk sehingga mengurangki peforma mereka.
Jadi pada dasarnya semua wanita itu cantik, tinggal bagaimana caranya kalian bisa mengenali kecantikan yang kalian miliki dan memancarkannya.