Saturday, 24 October 2015

Resensi Novel Cat Meets Vet

Resensi Novel Cat Meets Vet

Judul                   : Cat Meets Vet
Penulis                : Acariba
Desain Cover      : Agus “Gusiq” Ferdinand
Editor                  : Afrianty P. Pardede
Penerbit               : PT Elex Media Komputindo
ISBN                   : 978-602-02-7270-2

Apa yang sangat kau benci dalam hidupmu?

Meta, seorang bidan dari penyuka kegiatan merajut dan pria tampan. Dan membenci perusak rajutannya dan pria playboy.

Takdir seakan tak mengerti Meta. Dia pun dipertemukan dengan seorang playboy pemilik masa lalu kelam dengan bantuan seekor kucing yang memiliki kelakuan ajaib.

Playboy itu bernama Ega, seorang dokter hewan yang sangat mudah mendapatkan setiap perhatian dari wanita. Palyboy yang terluka harga dirinya akibat penolakan dari seorang Meta?
Mungkinkah Meta yang pernah mengalami sakit hati karena penghianatan seorang pria melunturkan ego seorang Ega?

***

Cat Meets Vet adalah buku ketiga yang saya baca di akun wattpad @Acariba dan buku ini masih satu berkesinambungan dari cerita #Kawin Kontrak dan #Precious Lady. Namun buku ini menjadi buku terbitan kedua Elex Media setelah Precious Lady.

Berawal dari seorang Meta yang mendapat amanah untuk merawat Martin karena Diva (Precious Lady) harus ikut suaminya ke Kalimantan.

“Begini Met, aku kan habis bulan madu, sekaligus rencananya menemani suamiku mengerjakan proyeknya di Kalimantan.” (hal 4)

“.....makanya aku titip Martin ya! Sampai aku pulang.” (hal 4)

“Nggak lama kok Cuma setengah tahun. Nanti semua biayanya aku tangung!” (hal 4)

Nah kalian tahu Martin siapa? Yaps Martin itu kucing guys! Sebenernya Meta ingin menolak keinginan sahabatnya tersebut, mengingat Martin adalah prioritas utama perusak rajutannya. Menurut Diva, karena Martin BENCI cowok jadi  nggak mungkin banget kalau diajak ikut acara bulan madu di Kalimantan. Bisa-bisa berengen kalau ditaruh di kandang terus.

“Kamu single, hidup sendiri dan Martin pasti bisa menemani kesepian kamu, Met!” (hal 5)

Baru satu hari Martin tinggal bersama Meta, sudah membuat kepala Meta pusing tujuh keliling. Membuang hajat sembarangan dan merusak rajutannya sungguh menyebalkan. Namun lama-kelamaan Meta mulai beradaptasi dengan keadaan Martin dan semuanya bisa terkendali.

Di suatu hari, Meta membawa Martin ke hotel untuk bertemu dengan Lucas, Asisten Endo untuk membelikan semua kebutuhan kucing satu ini. Enak ya jadi kucing kerjaannya tiduran dan semua kebutuhannya terpenuhi. Tapi sialnya Meta harus terjebak di lift bersama Ega dan wanitanya sedang melakukan kegiatan ‘primitif’. Terkejut karena Ega menatapnya tanpa sengaja Meta membuka kaita kandang Marmar (Sebutan lain Martin), langsung saja Martin menerkan si Ega. Yah... namanya juga Martin benci cowok. Padahal dia kucing pejantan, aneh.

Setelah kejadian di lift, Baru kali ini Ega menginginkan seorang wanita, begitu terobsesi dengannya karena baru pertama kali dalam sejarah wanita ia ditolak!

“Tapi kenapa wanita di dalam lift kemarin tidak menunjukkan semua perilaku itu? Aku sudah berusaha menggodanya, bahkan terang-terangan menyapanya, tapi dia seperti tidak peduli sama sekali.” (hal 28)

Namun apa yang dikata takdir, Meta dipertemukan kembali dengan si playboy di sebuah vet milik Ega saat si MARKUSONG (Marmar Kucing Songong) harus melakukan vaksin pertamanya. Sialnya lagi, ada suatu insiden Meta terjatuh dari kardus-kardus hingga tubuhnya tertindih oleh Ega. Tiba-tiba saja karena pintu terbuka, Lita Hanopia memergokinya dan membuat Meta shock. Bagaimana dunia bisa terlihat sempit, seorang Lita Hanopia adalah Ibu dari Ega Hanopia dan dia juga adalah dokter di mana tempat Meta bekerja.

Konflik-konfilk mulai bermunculan. Saat Meta dijodohkan dengan Ega oleh seorang Lita Hanopian,terkuaknya fakta sisi lain Ega Hanopia (baca 102,219) lalu sang mantan datang kembali setelah mencampakkan Meta dan berakhir dengan adegan Jet-Li ala Ega saat Meta diculik oleh Ari. Lucunya,kenapa mereka sempet-sempetnya berdebat disaat genting. Dan.... masih banyak lagi kejadian menarik yang ada di novel ini. Karena itu nggak aku kasih tau semuanya, biar penasaran. Baca sendiri eaa? (ketawa jahat)

Berikut ini ada beberapa sindiriran halus yang jadi favorit saya.

·       “Bagiku pria playboy adalah pria yang plin-plan, tidak punya pendirian dan juga tidak tegas. Bagaimana mungkin aku menggantungkan hidup di tangan seorang pria yang bahkan tidak bisa tegas pada dirinya sendiri! Itu petaka.” (hal 2)

·       “Kamu single, hidup sendiri dan Martin pasti bisa menemani kesepian kamu, Met!” jawab Diva cepat. (hal 5)

·       “Bagiku, jauh lebih nikmat menikmati wajah pria single daripada wajah pria beristri. Terlarang untuk menikmati ketampanan milik wanita lain.” (hal 8-9)

·       “Seks itu berbahaya.” (hal 12)

·       “Jangan sampai Ega ketemu dia lagi! Sepertinya dia tipe wanita berbahaya!” (hal 31)

·       “Kamu aneh. Di saat orang sepertiku mengharapkan sebuah hubungan, kamu malah menyia-nyiakan orang yang bersedia menjalin hubungan sama kamu!” (hal 82)

·       “Memikirkan wanita lain di saat Ayah menikah dengan Ibu adalah sebuah perselingkuhan, Bu!” (hal 120)

·       “Nggak mau! Ima masih mau sekolah, masih mau jadi arsitek. Ima nggak mau pacaran apalagi nikah! Lagian, belum tentu juga dia serius sama Ima.” (hal 145)

·       “Jangan pura-pura bodoh! Kamu menghilang , kamu nggak mau melihat aku sama sekali, bahkan kamu nggak mau menyapa aku! Apa bedanya aku sama sampah?” (hal 153)


Berikut ini ada beberapa quotes favorit saya.

·        “Kucing adalah teman terbaik bagi wanita single, Met. Dia akan memunculkan sisi keibuan dan juga penyayangmu dan itu disukai pria. Jadi kita sepakat,ya!” (hal 6)

·       “Hidup ini terlalu indah untuk memikirkan pria brengsek yang sudah seenaknya mempermainkan hatiku, kemudian menyalahkanku akan semuanya.” (hal 9)

·       “Aku sangat ingin menangis, tapi air mataku seakan tertahan dan tidak mau keluar. Rasa sakit hati sudah menggelayuti hatiku dan karena sakitnya, aku tak mampu menangis sama sekali.” (hah 55)

·       “Dengar, aku minta maaf atas semua kejadian buruk di antara kita. Apa bisa kita mulai segalanya dari awal lagi? Berteman? Bersahabat?” (hal 59)

·       “jangan berani-berani maksa aku,Ga! Aku nggak akan pernah menghambur-hamburkan uang untuk sekedar membeli baju atau make up! Nggak akan!” (hal 76)

·       “Kecantikan seorang wanita akan terlihat saat dia percaya diri akan semua hal yang dia lakukan.” (hal 81)

·       “Untuk apa sebuah hubungna tanpa ada rasa cinta? Simpati itu bullshit. Sebuah hubungan yang berdasarkan karena simpati saja mirip sebuah bangunan dengan fondasi beton tanpa besi. Rapuh!” (HAL 82)

·       “Tapi, betapa sesuatu yang menyebalkan bisa jadi sangat dirindukan saat orangnya sudah tiada.”(hal 106)

·       “Sudah cukup aku membuat wanita menangis” (hal 147)

·       “Aku tidak bisa bilang!” dan itu jawaban keren. (hal 152)



Kelebihan cerita ini salah satunya diceritakan sudut pandang Ega dan Meta secara bersamaan setiap ganti bab. Kalau begini kan kita bisa mengetahui apa isi hati mereka. Selanjutnya cerita ini beberapa sih terselip kata-kata vulgar namun yang menarik disampaikan secara komedi dan jatuhnya bikin ngakak guling-guling.

“Berani kamu begitu, Ibu kutuk supaya tititmu jadi batu!” (hal 31)

“Jangan coba-coba! Atau aku akan dengan senang hati memotong otongmu dengan parang!” (hal 159)

“Kalo aku, kata Mamah tiap magrib, di depan rumah ada terong balado!” (hal 184)

Kekurangannya cuma satu tapi ini menurut pendapat subjektif saya, covernya saya kurang sreg sih. Bagian depan tulisan judul sama penulisnya kecil banget keliatan maksa karena full gambar, nah di bagian belakang cover gambar Meta kan ya? Tapi kok gambarnya keliatan malah kayak mbak-mbak kunti gitu.

Buat Mbak Acariba yang katanya kembaran Taylor Swift, waktu baca bab 16 aku tertarik banget sama cerita Ima waktu dikejar-kejar sama Bule Medok. Aku harap kakak mau bikin sequel sendiri tentang cerita Ima. Pasti bakal keren deh ceritanya kaya authornya ^_^ *ceritanya ngerayu*

Tapi apapun itu, aku tetep suka sama novel ini. CAT MEETS VET LUAARRRRR BIASAA!!!!


        


        


No comments:

Post a Comment