Precious Lady
Copyright © 2015 Rike Puspitasari
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Diterbitkan pertama kali tahun 2015
Oleh PT Elex Media Komputindo
Editor Afrianty P. Pardede
ISBN 9786020264004
***
Sebelum cerita ini
diterbitkan, cerita ini termasuk daftar bacaan saya di wattpad. Karena akan
segera dibukukan, maka berat hati harus merana beberapa hari karena penasaran
akut dengan akhir ceritanya. “Diva nanti
kira-kira sama Bima atau sama anaknya ya?”
Dannnnn akhirnya si
siluman gajah alias mbak Diva sudah selesai saya baca setelah penantian lama
yang berakhir manis hehehe.
Cerita ini berawal dari seorang dokter Diva Maharani
yang selalu menolak perjodohan yang dilakukan oleh Papanya. Karena menurutnya
semua cowok pilihan papanya nggak tulus mencintai Diva, mereka Cuma menginginkan
jabatan dan kekayaan perusahaan keluarga Diva.
“Aku
ingin dicintai sebagai Diva Maharani, bukan sebagai salah satu pewaris kekayaan
keluarga. Sangat menyakitkan bila memikirkan seorang pria mendekatiku demi hal
selain diriku. Itu menyakitkannya dengan mengetahui pasanganmu berselingkuh.”
Lucunya, Papanya hanya
berani menjodohkan anaknya ketika sang istri tidak b
erada dirumah seperti
traveling atau apalah. Karena menurut Mama Diva, yang berhak menentukan jodoh dan
cintanya Diva sendiri ya hanya Diva, Papanya nggak usah ikut campur, apalagi
tetangga wkwkwk (salah fokus).
Suatu hari, Diva dan
Meta (sahabatnya, kalau mau tau kisahnya baca Cat Meet Vet) bertemu dengan anak SMA yang gantengnya bikin naluri “stalker
berburu cowok ganteng” muncul. Dia sedang dirawat di rumah sakit karena
luka-luka abis berantem. Karena pertemuan pertama Diva dan sang bocah tersebut
bikin Diva jengkel, akhirnya dia berjanji akan menhajar si bocah jika bertemu
suatu saat nanti.
Selanjutnya harus
berpindah tugas ke sebuah sekolah untuk menjadi dokter uks. Semacam itulah. Dinisi
ada beberapa scence lucu sih waktu Diva dan Meta sempat nyasar jadi ketawa
ketiwi nih!
Di hari yang sama pula,
Diva dipertemukan kembali dengan seorang cowok yang sempat Diva omeli habis-habisan
sebelumnya yaitu si Bima. Dikira si Bima lagi stalker Diva padahal Bima hanya
menangani proyek di sekolah tersebut, namanya juga kontraktor.
Sialnya lagi, si bocah
SMA yang pernah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu juga sekolah yang
sama meskipun beda gedung sih. Dan disilah cerita kedekatan Diva dan Si
Brondong Ino dimulai...
Padahal dalam hatinya,
ia ga ada rasa kesemsem sama Ino, secara Diva sukanya sama Bima. Dan setelah
lama memperjuangkan Diva biar setan gorila yang ada ditubuhnya melunak,
akhirnya hubungan Bima-Diva sampai tahap hampir pacaran. Kenapa aku bilang
hampir? Karena rencana oh rencana Bima mau ngedate sama Diva, ternyata di
restoran papnya dan kedua orang tua Diva udah nangkring disana membicarakan
perjodohan mereka.
Nah loh! Siapa yang
nggak marah kalau dibohongi? Diva berfikir pasti Bima nggak jauh-jauh beda
dengan pria-pria yang udah disodorin papanya. Tampang culas!
Akhirnya, Diva menolak
perjodohan tersebut dan memilih pergi tanpa mendengarkan penjelasan Bima.
Kalau sudah begini,
Diva akan kabur ke apartemen sepupunya, Endo. Dan meminta bantuannya supaya
menjauhkannya dari Bima Hakim. Secara, kalau sampai perjodohan itu sampai
terjadi, Endo secara nggak langsung posisinya akan terancam sebagai pemegang
saham di perusahaan keluarganya.
Percaya gak percaya,
Diva dan akhirnya memaafkan Bima karena tahu Bima mau menikahinya bukan karena
harta danmencintainya. Untuk itu Bima lebih memilih membangun usahanya sendiri
daripada harus melanjutkan usaha keluarganya agar tidak mau mau anaknya kelak
merasa terbayang-bayang dengan doktrin keluarganya.
Konflik mulai memanas
Bung! Di bagian Diva baru tahu kalau Bima seorang Duda dan mempunyai anak sudah
SMA. Sudah dipastikan, Bima mempunyai anak ketika berumur 18 tahun. Apesnya anak
kesayangannya yang pandai memasak adalah Ino, bocah tengik yang hobinya jailin
Diva. Bagai buah simalaka, nggak bapak nggak anak sama-sama mencintai seorang
Diva yang udah terkenal bringas. Diva jadi bingung harus milih siapa dan mau
dibawa kemana kisah asmaranya #duileh sama-sama cakep pula.
Nggak sampai disitu,
mantan istri Bima kembali datang dan makin memperumit semua keadaan. Dari si
mantan istri yang ingin kembali ke pelukan Bima, belum lagi Ino yang ingin
kedua orang tuanya rujuk kembali dan Ino ingin memiliki Diva. Terus Bima sama
Diva gimana dong?
Tenang olmaipreeen! Kalau
jodoh larinya gak kemana kok! Meski udah kabur ke Kalimantan, ujungnya Bima
jadi menikah sama Diva.
Loh kok bisa?
Itu rahasia genks...
biar kalian penasaran (itung-itung iming-iming buat yang belum baca kisah
mereka wkwkwkw) intinya kan aku sudah jekasin sebagian besar, maaf kalau nggak
sebagus postingan resensi novel Cat Meet Vet sebelumnya. Karena saya sekarang
dalam kondisi mood yang naik turun kaya tensi darah :D
Nah.. berikut ini ada
bebrapa sindiran dari quotes novel ini yang bikin kalian greget loh!
· “Tau lah! Jarinya masih single tuh kayak orangnya!” (hal 14)
· “Jangan mulai berpikir mesum, Di!” (hal 55)
· “Terkutuk kalian para pembuat video mesum!” (hal 57)
· “Dan aku kasihan sama dia, Di. Dia bertemu wanita yang
paling tepat sepanjang karier kejahatanya.” (Hal64)
· “Akhirnya kamu mau bicara sama aku. Walalupun Cuma beberapa
kata, itu sudah membuat aku cukup senang.” (hal 70)
· “Haish...sial! berkurang lagi satu koleksi. Kenapa sih semua
pria ganteng di dunia ini kalau bukanya sudah beristri, direbut sama sesama
pria. Terus aku dapet apaan?” (hal 75)
· “Papa istri satu aja dah pusing. Belum ngurusin anak
perempuan satu-satunyayang juga bikin mules. Gak sempet kepikiran punya istri
baru!” (hal 127)
· “Memang kamu
siapa nentuin derajat orang? Busur matematika?” (hal 2)
· “Pria
juga punya masa lalu Diva. Sekelam apa pun masa lalunya, termasuk ngompol
sekalipun!” (hal 34)
· “Maaf, aku sedang dalam kondisi yang bisa
disebut ‘perubahan rencana secara drastis’. ...” (hal 51)
Ada juga beberapa Quotes menarik yang saya temukan
di novel ini :
· “Iya, memang aku gila! Kamu pikir aku aku mau
mengalami ini semua? Aku Cuma mau punya pasangan, kencan, kemudian menikah.
Memangnya itu salah? Apa aku salah menginginkan pria yang mau menerima aku apa
adnya?” ( hal 53)
· “Apa menurutmu aku nggak boleh menangis?
Sialan! Kenapa baru sekarang aku bisa menangis, sementara dari tadi air mata
ini alah tidak bisa keluar! Sialan! Sial...sial...” (hal 54)
· “Apa salah...memilih pasangan yang hanya
melihatku saja. Aku dan bukanya statusku,jabatanku atau keluargaku. Hanya aku,
sosokku dan cinta kami berdua. Apa salah mendambakan itu? Dia pria impianku.
Pria yang sanggup membuatku membayangkannya terus menerus. Yang senyumnya mampu
membuat jantungku seakan berhenti berdetak. Bahkan kukira dia dia mau
menerimaku apa adanya. Kamu tau, dia sudah pernah melihatku menghajar orang
beberapa kali.” (hal 60)
· “Dia satu-satunya hartaku yang paling berharga
di dunia. Kamu pasti bakalan suka sama dia kalau kalian sudah ketemu. Dia anak
yang baik dan selalu menjadi anak yang baik.” (hal 81)
· “Apa-apaan itu? Apa dia tidak sadar akan
perasaaan kalian? Bagaimana bisa dia menyia-nyiakan keluarganya dan memilih
hidup dalam kebohongan?” (hal 83)
· “Aku mau kamu kasih aku kesempatan juga... sama
seperti kamu kasih kesempatan sama Papa!” (hal 109)
· “Apa kamu sekarng percaya kalau aku memilihmu
bukan karena menginginkan sahammu.?” (hal 99)
· “Pertama, buat apa marah-marah sama seseorang
dari masa lalunya? Kedua, itu bukan urusan kamu untuk menanyakan kebijakan dia
sama anaknya, siapa ente? Pacar juga bukan!....” (hal 118)
· “Kamu selalu diam setiap kali aku berusaha
memperjelas hubungan ini.” (hal 121)
Untuk kelebihannya seperti latar,plot,alur, nggak
ada yang minus dimata saya semuanya bagus khas Acariba banget, nggak ada yang
lain deh dihati.
Kelemahannya Cuma satu nih, umur Bima,Diva dan Ino
di cerita sama blurb suka plin plan, jadi nggak tahu bener yang mana antara
34,38,36 umur Bima mau yang mana? Atau ada penjelasan sendiri juga saya nggak
tahu.
Tapi apapun itu aku akan kasih 3,5 dari 5
bintang-bintang di langit buat cerita mbak Acariba.
Untuk kurang lebihnya saya mohon maaf,
Sekian dan terima kasih
Jum’at Barokallah♥
No comments:
Post a Comment