Aisshhhh, sebenernya bingung sih judulnya nyambung nggak di
edisi #KonsultasiRelationship versi Alexandra. Jadi simak nih moga aja dapat
pencerahan buat kalian para friendzone yang lagi dilema ...
Quotes by Novel Ika Natasha – Twivortiare
Lagi pula, baik atau nggak itu
relatid. Purelly subjective judgement.
Jadi nggak usah capek-capek
banding-bandingin kisah cinta atau pencarian cinta lo dengan orang lain. You
have your own story.
Dan nggak usah juga
caspek-capek menilai: “Ih dia nggak pantes banget sama si itu, pantesan gue”.
Elo siapa juga punya hak menilai?
By the way, coba gue tanya deh,
ada nggak di antara kalian yang naksir seseorang tapi nggak berani bilang?
Karena takut dianya nggak suka terus jadi jauh dan bubar.
Saran gue: jangan pernah pakai
kata “Teman”
Misalnya : lo pake kata “Teman,” si laki-laki itu yang
tadinya-mungkin-juga suka sama llo pasti agak-agak berubah.
Gue bingung juga jelasin gimana
caranya nembak laki-laki secara halus, nggak pernah soalnya.
Tapi when i like somebody, i
tell him.
Walau dengan kalimat sederhana
“i think i like spending time with you. I don’t know why, i just do.”
Kalau perasaan itu berbalas,
pasti laki-laki itu senyum agak berbunga-bunga.
Gini. Mending bilang tapi
ditolak, atau diem-diem aja dan “menonton” dia mencintai orang lain eventually?
Nembak tapi ditolak itu
fungsinya buat wake up call supaya lo move on dan nggak mikirn yang itu aja.
Supaya berhenti berharap.
Sometimes women can be
clueless. Naksir laki-laki, diem-diem aja, senyum-senyum aja, dan berharap si
laki-laki namgkep. Man are not min readers!
Bilang aja. Cara bilangnya gue
nggak bisa ngajarin. Lebih baik nangis 3 hari karena ditolak, daripada menangis
dalam hati bertahun-tahun memendam rasa.
Dan selama lo masih berharap,
lo otomatis menutup hati lo dari melirik yang lain. Yang rugi lo sendiri.
Menutup kesempatan.
No comments:
Post a Comment