Saturday, 27 August 2016

#ANALOGI RASA #KEPING CINTA ELEANOR VALENSI



Setiap manusia memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengekspresikan suasana hati yang sedang dialaminya. Entah marah,sedih,bahagia atau salah satunya sedang jatuh cinta. Dari yang cari perhatian sampai yang katanya anak muda itu pendekatan alias pedekate yang juga salah satu cara mereka mengunkapkan perasaan mereka. Namun tahukah kalian bahwa tidak semua orang bisa mengungkapkan perasaan mereka secara gamblang kepada orang lain. Ada kalanya mereka menyimpan rasa itu sediri di dalam sanubari. Terkadang keadaang juga membuatnya tidak mudah. Dan salah satunya seperti Eleanor Valensi. Menguapkan segala rasa yang berkecamuk di dada dengan beranalogi melalui puisi. Di sinilah bagian menariknya. Semua yang diungkapkan berasal dari hati memang akan terlihat begitu indah hasilnya. Bak puisi seperti para pujangga  yang memiliki nilai seni tersendiri. Kali ini Eleanor akan menshare beberapa isi hatinya eksklusif di blog ini. Sekedar informasi, tujuan postingan ini dibuat karena puisi salah satu seni sastra yang menyiratkan isi hati penulisnya secara tersurat. Semoga postingan hari ini bisa menginspirasi, bahwa apa yang kita ungkapkan melalui sastra jauh akan terlihat bernilai dibanding berkoar-koar di status medial sosial akan terlihat “nyampah” di mata orang lain. Jadi buatlah dirimu lebih berharga di mata orang lain. Mengerti?














'



















Dari kesulurahan puisinya tadi ada salah satu puisi buatannya yang aku suka, makna puisi sama diksi-diksimya soalnya menyentuh banget, coba baca deh!


kita masih sama-sama terdiam
berbisik pada awan
mengucap rindu pada remublan
entah sudah berapa purnama kita bersama
sejak aku mengenalmu
dan kau mengenalkan diri kepadaku
terkadang kita saling berprasangka kau berpikir begini begitu kepadaku
akupun berpikir begini begitu kepadamu
maka sebelum hati kita merajut  prasangka
cukuplah kita melayangkan doa ke angkasa
agar gelak kita dapat bersama
tanpa ada aroma dusta
dan secawan nestapa

wahai Elenor Valensi

No comments:

Post a Comment