Barang Bukti Berdarah
By.Fanda Elvira Rosa
“Jadi
bagaimana bisa kau mendapatkan laptop ini, Bang?”
“Sudahlah
itu urusanku, yang penting sekarang kau sudah punya laptop kan Ros!”
Ingin
rasanya Tika bertanya Bang Cakka,cepat sekali membelikannya laptop. Padahal dia
kerja serabutan, uang yang ia dapatkan tiap harinya hanya cukup untuk makan
kami berdua. Diurungkan niatnya bertanya melihat tatapan sangar Abangnya. “Jangan menatapku seperti itu, aku takut
Bang!” seru Tika dalam hati.
“Kenapa
kau melamun? sekarang kerjakanlah
skripsimu pakai laptop itu, ya walaupun laptop bekas tapi masih bisa dipakai
kok,” ujar Bang Cakka sebelum meninggalkannya.
***
Cakka
berjalan menelusuri lorong gang sempit dekat pasar. Ia terhenyak menemukan
seorang pria memakai tuxedo hitam tengah sekarat.
“To...long...”
lirihnya tertahan.
“Astaga
kau terluka, sebentar kucarikan pertolongan,” ujar Cakka panik.
“Ti..dak.per..lu..waktuku..sudah..ti..ba..to..long..bawa..lap..top..ini..sebelum-“
dengan sekali tarikan nafas sebelum pria itu menyelesaikan ucapannya, nafasnya
terhenti. Pria itu sudah meninggal.
***
“Bang
Cakka!!” teriak Tika membuat Cakka terbangun dari tidurnya. Ia segera berlari
ke kamar adikknya.
Cakka
tersentak melihat adiknya terkapar dengan sebuah belati menancap tepat
dijantungnya. Beberapa detik kemudian, pria misterius yang membunuh adiknnya
mencabut belati dengan sekali sentakan dan dilemparkannya kearah Cakka.
“Beraninya
kau mengambil laptop ini dari pengacara itu, barang bukti ini harus dihancurkan
sebelum membuatku kalah dalam pengadilan.”
“DASAR
PEMBUNUH.” kata terakhir Cakka sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
SELESAI
No comments:
Post a Comment