Sunday, 28 February 2016

Cerpen - Setetes Air Mata

Setetes Air Mata
by. FandaRosa


***

Aku menutup laptoku dengan perasaan yang tak menentu. Beberapa menit sebelumnya, untuk sedikit menghibur diri dari penatnya pekerjaan sore ini ku buka aplikasi YouTube. Beberapa video trending topik minggu ini memenuhi layar laptopku.  Sebuah video berjudul “Menyerah dengan Poligami.” sedikit mengusikku.

Kisah Maysaroh membuat hatiku pilu, setelah lima tahun menikah dan hidup bersama suami yang dicintai beserta dua buah hati kembar yang begitu menggemaskan belum menjamin Maysaroh sekarang bahagia. Baru beberapa waktu yang lalu Maysaroh menjalani hidup serba sulit di sebuah kontrakan mungil.

Hatinya menjerit, ia sangat memahami pergi dari rumah tanpa izin suami adalah perbuatan yang tidak baik. Namun di satu sisi, baik dan buruk sekaran apa bedanya? Suaminya yang dianggap orang baik, beberapa hari lalu meminta izinnya untuk berpoligami. Ya Allah, istri mana yang ikhlas cintanya telah terbagi?

Membawa seorang perempuan yang tak kalah cantik untuk dijadikan istri kedua membuatnya shock. Lebih menyakitkan lagi, selama ini suaminya juga mencintai perempuan itu sejak lama. Namun karena terpisah jarak, akhirnya mereka lost contact dan suamiku akhirnya orang tuanya menjodohkannya dengan Maysaroh.

“Mas Arman, maafin May kalau selama ini belum bisa jadi istri yang baik untuk mas, kalau memang mas ingin menjalin banhtera rumah tangga dengan perempuan itu, insyaallah May berusaha untuk menerima. Namun ceraikanlah aku karena hati ini selalu hancur melihatmu bersama perempuan lain. Untuk kali ini, aku menyerah dengan poligami. Aku membuat video ini bukan untuk mencemarkan aib siapapun, namun di sini aku hanya ingin menyuarakan perasaan seluruh perempuan. Karena kami selalu diremehkan, pendapat kami sering hanya dianggap omong kosong semata. Untuk kalian para suami di luar sana, saya mohon dengan sangat jangan sekali-kali menyakiti perasaan istrimu. Karena para istri mengabdikan cintanya untuk kalian dengan tulus tanpa embel-embel apapu juga.”

***

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku. Maysaroh begitu terluka dengan keputusan suaminya untuk menikah lagi. Namun aku jauh lebih terluka sudah menghancurkan rumah tangga Maysaroh.
Karena aku adalah orang ketiga sekaligus istri kedua dari suami Maysaroh.

END



No comments:

Post a Comment