Tuesday, 1 March 2016

Cerpen - You Really Love Him, Don’t You? [by. FandaRosa]

You Really Love Him, Don’t You?

Kini ku tak mampu lagi
Tuk ikuti caramu
Hanya membuatku sakit hati
Kini ku tak mau lagi
Jalanmu bukan jalanku
Dan kau telah memilih

***

Sofia sedang berdiri di ujung lorong kelas IPS,menunggu Andy. Sedangkan Andy, berdiri di depan pintu kelasnya sendiri. Jaraknya dua ruang kelas dari sini. Mengenakan jaket dan membawa tas ranselnya.

Sofia menatapnya, menungggu dia untuk mendongak.

Saat mendongak, mata mereka saling bersitatap. Kemudian Andy melengos pergi tanpa menyapa Sofia. Ternyata Andy benar-benar marah padanya.

“Andy!” panggilnya, Andy menoleh seketika.

“Apa?” jawab Andy ketus.

“Kamu salah faham Dy, kejadian sebenarnya nggak seperti yang kamu kira. Coba kamu dengerin penjelasan aku dulu,” ujar Sofia namun Andy tak menghiraukan.

“Aku capek dengerin kamu terus, aku capek bertengkar terus sama kamu tahu nggak? Dasar egois!” ungkap Andy.

“Apa kamu bilang? Aku egois? andai kamu tahu aku lebih capek jadi posisi seperti ini. Kamu kira hubungan kita itu layangan? Bisa kamu tarik ulur sesuka hatimu. Coba kamu lihat dirimu dulu!“ suara Sofi naik satu oktaf. Dadanya bergemuruh. Bagaimana bisa Andy berkata demikian?

Andy mendengus. Sementara Sofi hanya menghembuskan nafasnya perlahan. “Jika kita memang hanya bisa menyakiti satu sama lain. Mungkin jalan kita untuk bersama tak mungkin lagi bisa dijembatani. Sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini.”

“Maksud kamu putus?” tanya Andy memastikan.

Sofi mengangguk.

 “Dengarkan aku!” suara Andy berubah sehalus beludru. Bernada membujuk. “Jangan membuat keputusan selagi emosimu menguasai pikiranmu.”

Sofi mengeleng-gelengkan kepalanya pelan. Sepertinya ia tidak menyadarinya. “Itu yang terbaik. Aku harap setelah ini kita bisa menjadi teman baik,tanpa melibatkan perasaan satu sama lain.” jawab Sofi, mengarahkan perhatiannya pada ekspresi Andy yang terlalu terkejut.

Terdengar langkah-langkah Sofi yang berat menghantam ubin marmer yang keras. Beberapa detik kemudian  ia sudah menghilang dari hadapan Andy.

***

Diketukknya  pulpen diatas buku kimia yang terbuka lebar.

Pikirannya masih melayang jauh ke Sofi

Dia bilang kita bisa jadi teman baik,tanpa melibatkan perasaan satu sama lain. Jadi, mereka sekarang cuma teman?

Andy menghela nafas pelan. Entah mengapa ini begitu menyebalkan.

“Kenapa sih lo? Galau amat.”

Andy menoleh.

Cowok tengik ini lagi, Handoko Dwi Putra. Namun maunya dipanggil Roy, aneh kan?

Andy hanya tersenyum kecil menanggapi perkataannya.Dan Handoko alias Roy kembali menyembunyikan wajah kantuknya dengan buku kimia yang terbuka lebar agar menghalangi Pak Suryo saat mengajar.

“Jangan lupa PPnya, alias pajak putus!”  bisik Roy dihadiahi jitakan beruntun dari Andy.

***

“Yang aku inginkan hanya hidup tenang tanpa ada dirinya,untuk saat ini tanpa dirinya. Hidup tanpa warna dan hambar seperti sebelum bertemu dengannya yang jauh lebih baik dibandingkan hidup dipenuhi warna dan rasa tapi membuatku tersiksa.

Tapi apa iya aku mau kembali ke hidupku dulu? Hidupku tanpa dirinya,setelah dia memberikanku berbagai rasa yang tidak hanya sakit namun juga bahagia?”
(Precious_unicron91)

***

Aku tahu. Aku memang tidak yakin dia mau mendengarmu, tapi... kau tetap harus berusaha . keadaannmu sudah lebih baik?” Yura mendesis, melihat sahabatnya mulai bergumam sendirian saat duduk di tepian gazebo. Ternyata tatapannya tertuju pada kiper bola, Andy.

Suara dan mata Sofia hampa. “Semakin parah,” desahnya. Kemudian ia bangkit dari duduknya ketika mendengar bel berbunyi. ”Mari kita masuk kelas.”

Andy dan teman-temannnya mulai mundur dari lapangan menuju kelas. Sebelum mereka masuk kelas, Sofia sudah berbalik dan berlari ke barat menghindari lorong utama yang sering dilalui Andy. Meninggalkan Yura yang masih terbengong-bengong.

***

“Dasar cewek gesrek, main ngibrit aja gue ditinggal,” gerutu Yura masih dongkol mengingat kelakuan Sofia beberapa menit yang lalu.

“Yaaaahh sory deh, tadi kan udah bel masuk. Tau sendiri kan bentar lagi jam pelajaran Ekonomi. Udah ah ngomongnya gurunya dateng tuh!” kata Sofia sambil mengarahkan dagunya kearah pintu.

Yeah memang benar

Suasana kelas mendadak sunyi. Dua kipas angin mendadak berhenti berputar.

“Suatu ketika bla...bla...bla...” dan mengalirlah penjelasan guru satu ini dalam kalimat-kalimat ringkas yang sudah pasti membuat gelak tawa seisi kelas.

 “Ck! Gue gak mau tau lo masih utang penjelasan sama gue.”

“Iyeh Mpok Yure entar diceritain kronologisnye, tapi traktir bakso ya istirahat kedua?” goda Sofia dengan lagak betawinya yang dibuat-buat.

Yura berdecak pelan.”Okelah nggak masalah,mau berapa mangkuk pun gue jabanin deh.”

Sofia merenggut kesal. “Dasar belagu!” Yura yang mendengar cibiran sahabatnya terkekeh pelan.

***

Asap mengepul dari mangkuk bakso bergambar ayam jago pesanan Sofia. Kemudian disusul dentingan suara garpu dan sendok sedang beradu saat ia mengiris lontong menjadi bulatan kecil.

“Mana sambelnya Pakdhe?” teriak Sofia sudah tak sabar, mumpung gratis.

“Dasar mantan preman, nggak usah pake teriak! Tuh sambel udah di sebelah lo, katarak ya?” cibir Yura.

Sofia mendesis,mencondongkan tubuhnya ke samping mengambil sambel dituangkan dua sendok sambal ke dalam baksonya. Kemudian ia tak berbicara apa-apa lagi.

Beberapa menit kemudian isi bakso sudah tandas sekarang perutnya kenyang sekaligus hatinya senang.”Yura, Trims.”

“Cepet cerita Sofia!!!”

“Eh? Masih inget aja.Sebenarnya itu gue sama Andy udah putus. Dia cemburu lagi waktu gue sms temannya. Rencananya sih mau bikin kejutan ulang tahunnya.Tapi... ya begitulah lagi-lagi dia gak mau dengerin penjelasan gue, malah ngatain gue egois.”

“Andy tau dari mana lo sms sama cowok lain?” kata Yura menginstrupsi.

“Ehm-” belum sempat Sofia melanjutkan ceritanya terdengar gelak tawa beberapa kumpulan siswa yang ia kenal. Sofia buru-buru pamit meninggalkan kantin.

Perlahan tapi pasti bayangan Sofia mulai menghilang dari kerumunan kantin yang penuh sesak. Berselang beberapa detik, rombongan Andy memasuki kantin.

Pantas saja Sofia buru-buru pergi.

“Andy!” panggil Yura.

“Ada apa?”

“Jadi lo lebih suka pesimis dan berdiam saja daripada memperbaiki hubungan kalian. Cobalah kalian mau mendengarkan dan memahami apa yang hati kalian inginkan satu sama lain. Masih sayang nggak sama Sofia? Gue pergi dulu!”

***

Sepulang sekolah, Andy dan Sofia saling berhadapan meski terbentang jarak  yang  jauh. Andy bergegas berlari menghindari kejaran teman-temannya yang ramai-ramai membawa telur dan terigu dalam genggamnnya. Andy terlihat lelah berdiri di beranda sekolah, diapit Tommy dan Roy.

Sebenarnya Sofia berniat meninggalkan sekolah, namun diurungkan niatnya ketika logikanya kalah dengan rasa penasaran sekaligus..kangen?

Terdengar alunan gitar dalam kerumunan Andy. Sofia masih memantau dari jarak jauh mungkin menyanyikan lagu “Happy Birthdays”

Sofia memperlambat langkahnya untuk pergi, Andy mendengking pelan memanggil namanya. Ragu –ragu Sofia berbalik.


Kan ku utarakan kepadamu
Semua yang ada dihatiku

Andy kemudian bernyanyi, dibiarkannya pikirannya mengingat lagi konfrontasinya dengan mantan kekasihnya beberapa hari lalu.Sofia ingat saat pertemuan pertamanya di hari pertamanya masuk ke dalam relung hatinya.

Aku mencintai kamu
Kan kusayangi kau sampai akhir didunia

Dan saat itu dia menggandeng tangannya pertama kali.

Dan kujadikan kamu wanita
Paling bahagia di seluruh dunia
Karena kamulah satu-satunya.

Ada gelnyar aneh dalam yang tak bisa diungkapkan Sofia.
Mengingat cara Andy tersenyum, nafasnya mendadak tersendat.

Jadi terimalah oh cintaku
Jangan kau patahkan hatiku

Saat itu entah kenapa Sofi teringat saat Andy menyatakan perasaanya.

Aku menicntai kamu

Dengarkan janjiku

Kan kusayangi kau sampai akhir dunia

Dan ku jadikan kamu wanita

Paling bahagia di seluruh dunia

Karena kamulah satu-satunya

Kan kusayangi kau sampai akhir dunia

Dan ku jadikan kamu wanita

Paling bahagia di seluruh dunia

-Armada-

          “Aku tidak tahu. Aku tidak bisa mempercayaimu Andy,aku bahkan tidak bisa mempercayai diriku sendiri saat ini. Aku tidak tahu mana yang harus aku dengar, otak atau hatiku.

Sebagian hatiku, belum bisa menerima permintaan maafmu. Meskipun aku tahu kamu jujur dan tulus saat mengatakan semuanya,” Sofia mengusap air matanya secara kasar. Ia tak mau terlihat kalah di depan mantan kekasihnya ini.

“Aku masih ingat dengan jelas senyum kamu,tawa kamu, suara kamu, dan tangisanmu,” Andy mengusap bulir-bulir air mata Sofia. Ia menghela nafas sebentar. “Saat aku tahu kamu udah nggak bersamaku lagi, aku selalu berharap semua itu cuma mimpi. Aku berharap di saat terbangun, kamu ada disisi aku dan berkata kamu nggak akan pernah ninggalin aku. Kamu mau kita balikan lagi?” ungkap Andy nyaris berbisik namun membuat air mata Sofia semakin deras.

Sofia menatap rerumputan di hadapannya yang bergoyang lembut. “Tapi sekarang aku sadar, ternyata kamu benar. Selama ini kamu selalu menunggu aku. Dan pada saat aku sadar, aku nggak bisa menghentikan rasa sayangku ke kamu.”

Riuh tepuk tangan teman-teman yang awalnya ingin menghujani Andy tepung beralih menjadi tontonan gratis roman picisan membuat semunya envy.

“Dan untuk Roy kutu kupret,” ujar Andy memasang ekspresi segarang mungkin yang terlihat dibuat-buat.

“Aku sudah banyak membantu sahabatku,” Roy memelas sudah tahu apa yang terjadi selanjutnya.

“Hai teman-teman, mau aku traktir nggak?” teriak Andy tiba-tiba.

“MAUUUUU.” jawab semuanya kompak.

“Boleh minta satu permintaan? Berhubung Roy yang menjadi kambing hitam dibalik putus sekaligus nyambungnya hubungan  kami, Please. Telur sama terigu kalian alihkan aja ke Roy ya?”

“SIAPP BOSS.”

“Aku masih nggak ngerti, apa maksudmu Roy deketin aku biar kamu cemburu gitu?”

“Seperti itu.” ucap Andy acuh meninggalkankan semua teman-temannya. “Yuk pulang!”

“Tapi – “ Sofia mendadak bungkam saat tangan hangat Andy sudah menggenggam tangannya. Ia tersenyum simpul melihat hubungan mereka kembali baik-baik saja. Yura mengedipkan matanya ketika kami sempat berpapasan dengannya, aku tahuarti kedipan itu. Thanks Yura udah bantuin aku. Sekarang aku percaya kata-kata Yura yang sempat membuatku selalu menyangkalnya.

“Percaya deh,bakal dateng saatnya lo akan ketemu dia yang PAS banget sama lo. Lo bisa bener-bener jadi diri lo tanpa rasa jaim dan dia bakal terima lo. Yang pasti  selama lo percaya diri dan jadi diri lo sendiri, dia bakal dateng tanpa lo cariin.” Begitulah kata Yura yang masih diingat Sofia.

END

@dedikasi story untuk SOfia- anDY
Sekedar cerita mini pengisi waktu insomia disaat mendengarkan lagu perpisahan sekaligus perjuangan sepasang kekasih untuk menyusun kembali kepingan kenangan lagi untuk bisa bersama kembali. Hanya itu. Salam manis J

20/05/2015
1:23
Revisi
11/12/15

05:03

No comments:

Post a Comment