You
Really Love Him, Don’t You?
Kini ku tak mampu lagi
Tuk ikuti caramu
Hanya membuatku sakit
hati
Kini ku tak mau lagi
Jalanmu bukan jalanku
Dan kau telah memilih
***
Sofia
sedang berdiri di ujung lorong kelas IPS,menunggu Andy. Sedangkan Andy, berdiri
di depan pintu kelasnya sendiri. Jaraknya dua ruang kelas dari sini. Mengenakan
jaket dan membawa tas ranselnya.
Sofia
menatapnya, menungggu dia untuk mendongak.
Saat
mendongak, mata mereka saling bersitatap. Kemudian Andy melengos pergi tanpa
menyapa Sofia. Ternyata Andy benar-benar marah padanya.
“Andy!”
panggilnya, Andy menoleh seketika.
“Apa?”
jawab Andy ketus.
“Kamu
salah faham Dy, kejadian sebenarnya nggak seperti yang kamu kira. Coba kamu
dengerin penjelasan aku dulu,” ujar Sofia namun Andy tak menghiraukan.
“Aku
capek dengerin kamu terus, aku capek bertengkar terus sama kamu tahu nggak? Dasar
egois!” ungkap Andy.
“Apa
kamu bilang? Aku egois? andai kamu tahu aku lebih capek jadi posisi seperti
ini. Kamu kira hubungan kita itu layangan? Bisa kamu tarik ulur sesuka hatimu.
Coba kamu lihat dirimu dulu!“ suara Sofi naik satu oktaf. Dadanya bergemuruh.
Bagaimana bisa Andy berkata demikian?
Andy
mendengus. Sementara Sofi hanya menghembuskan nafasnya perlahan. “Jika kita
memang hanya bisa menyakiti satu sama lain. Mungkin jalan kita untuk bersama
tak mungkin lagi bisa dijembatani. Sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini.”
“Maksud
kamu putus?” tanya Andy memastikan.
Sofi
mengangguk.
“Dengarkan aku!” suara Andy berubah sehalus
beludru. Bernada membujuk. “Jangan membuat keputusan selagi emosimu menguasai
pikiranmu.”
Sofi
mengeleng-gelengkan kepalanya pelan. Sepertinya ia tidak menyadarinya. “Itu
yang terbaik. Aku harap setelah ini kita bisa menjadi teman baik,tanpa melibatkan
perasaan satu sama lain.” jawab Sofi, mengarahkan perhatiannya pada ekspresi
Andy yang terlalu terkejut.
Terdengar
langkah-langkah Sofi yang berat menghantam ubin marmer yang keras. Beberapa
detik kemudian ia sudah menghilang dari
hadapan Andy.
***
Diketukknya pulpen diatas buku kimia yang terbuka lebar.
Pikirannya
masih melayang jauh ke Sofi
Dia
bilang kita bisa jadi teman baik,tanpa melibatkan perasaan satu sama lain.
Jadi, mereka sekarang cuma teman?
Andy
menghela nafas pelan. Entah mengapa ini begitu menyebalkan.
“Kenapa
sih lo? Galau amat.”
Andy
menoleh.
Cowok
tengik ini lagi, Handoko Dwi Putra. Namun maunya dipanggil Roy, aneh kan?
Andy
hanya tersenyum kecil menanggapi perkataannya.Dan Handoko alias Roy kembali
menyembunyikan wajah kantuknya dengan buku kimia yang terbuka lebar agar
menghalangi Pak Suryo saat mengajar.
“Jangan lupa PPnya,
alias pajak putus!” bisik Roy dihadiahi
jitakan beruntun dari Andy.
***
“Yang aku inginkan hanya hidup
tenang tanpa ada dirinya,untuk saat ini tanpa dirinya. Hidup tanpa warna dan
hambar seperti sebelum bertemu dengannya yang jauh lebih baik dibandingkan
hidup dipenuhi warna dan rasa tapi membuatku tersiksa.
Tapi apa iya aku mau kembali ke
hidupku dulu? Hidupku tanpa dirinya,setelah dia memberikanku berbagai rasa yang
tidak hanya sakit namun juga bahagia?”
(Precious_unicron91)
***
“Aku tahu. Aku
memang tidak yakin dia mau mendengarmu, tapi... kau tetap harus berusaha .
keadaannmu sudah lebih baik?” Yura mendesis, melihat sahabatnya mulai bergumam
sendirian saat duduk di tepian gazebo. Ternyata tatapannya tertuju pada kiper
bola, Andy.
Suara
dan mata Sofia hampa. “Semakin parah,” desahnya. Kemudian ia bangkit dari
duduknya ketika mendengar bel berbunyi. ”Mari kita masuk kelas.”
Andy
dan teman-temannnya mulai mundur dari lapangan menuju kelas. Sebelum mereka
masuk kelas, Sofia sudah berbalik dan berlari ke barat menghindari lorong utama
yang sering dilalui Andy. Meninggalkan Yura yang masih terbengong-bengong.
***
“Dasar
cewek gesrek, main ngibrit aja gue
ditinggal,” gerutu Yura masih dongkol mengingat kelakuan Sofia beberapa menit
yang lalu.
“Yaaaahh
sory deh, tadi kan udah bel masuk. Tau sendiri kan bentar lagi jam pelajaran
Ekonomi. Udah ah ngomongnya gurunya dateng tuh!” kata Sofia sambil mengarahkan
dagunya kearah pintu.
Yeah
memang benar
Suasana
kelas mendadak sunyi. Dua kipas angin mendadak berhenti berputar.
“Suatu
ketika bla...bla...bla...” dan mengalirlah penjelasan guru satu ini dalam
kalimat-kalimat ringkas yang sudah pasti membuat gelak tawa seisi kelas.
“Ck! Gue gak mau tau lo masih utang penjelasan
sama gue.”
“Iyeh
Mpok Yure entar diceritain kronologisnye, tapi traktir bakso ya istirahat
kedua?” goda Sofia dengan lagak betawinya yang dibuat-buat.
Yura
berdecak pelan.”Okelah nggak masalah,mau berapa mangkuk pun gue jabanin deh.”
Sofia
merenggut kesal. “Dasar belagu!” Yura yang mendengar cibiran sahabatnya
terkekeh pelan.
***
Asap
mengepul dari mangkuk bakso bergambar ayam jago pesanan Sofia. Kemudian disusul
dentingan suara garpu dan sendok sedang beradu saat ia mengiris lontong menjadi
bulatan kecil.
“Mana
sambelnya Pakdhe?” teriak Sofia sudah tak sabar, mumpung gratis.
“Dasar
mantan preman, nggak usah pake teriak! Tuh sambel udah di sebelah lo, katarak
ya?” cibir Yura.
Sofia
mendesis,mencondongkan tubuhnya ke samping mengambil sambel dituangkan dua
sendok sambal ke dalam baksonya. Kemudian ia tak berbicara apa-apa lagi.
Beberapa
menit kemudian isi bakso sudah tandas sekarang perutnya kenyang sekaligus
hatinya senang.”Yura, Trims.”
“Cepet
cerita Sofia!!!”
“Eh?
Masih inget aja.Sebenarnya itu gue sama Andy udah putus. Dia cemburu lagi waktu
gue sms temannya. Rencananya sih mau bikin kejutan ulang tahunnya.Tapi... ya
begitulah lagi-lagi dia gak mau dengerin penjelasan gue, malah ngatain gue
egois.”
“Andy
tau dari mana lo sms sama cowok lain?” kata Yura menginstrupsi.
“Ehm-”
belum sempat Sofia melanjutkan ceritanya terdengar gelak tawa beberapa kumpulan
siswa yang ia kenal. Sofia buru-buru pamit meninggalkan kantin.
Perlahan
tapi pasti bayangan Sofia mulai menghilang dari kerumunan kantin yang penuh
sesak. Berselang beberapa detik, rombongan Andy memasuki kantin.
Pantas
saja Sofia buru-buru pergi.
“Andy!”
panggil Yura.
“Ada
apa?”
“Jadi
lo lebih suka pesimis dan berdiam saja daripada memperbaiki hubungan kalian. Cobalah
kalian mau mendengarkan dan memahami apa yang hati kalian inginkan satu sama
lain. Masih sayang nggak sama Sofia? Gue pergi dulu!”
***
Sepulang
sekolah, Andy dan Sofia saling berhadapan meski terbentang jarak yang jauh. Andy bergegas berlari menghindari
kejaran teman-temannya yang ramai-ramai membawa telur dan terigu dalam
genggamnnya. Andy terlihat lelah berdiri di beranda sekolah, diapit Tommy dan
Roy.
Sebenarnya
Sofia berniat meninggalkan sekolah, namun diurungkan niatnya ketika logikanya
kalah dengan rasa penasaran sekaligus..kangen?
Terdengar
alunan gitar dalam kerumunan Andy. Sofia masih memantau dari jarak jauh mungkin
menyanyikan lagu “Happy Birthdays”
Sofia
memperlambat langkahnya untuk pergi, Andy mendengking pelan memanggil namanya.
Ragu –ragu Sofia berbalik.
Kan
ku utarakan kepadamu
Semua
yang ada dihatiku
Andy
kemudian bernyanyi, dibiarkannya pikirannya mengingat lagi konfrontasinya
dengan mantan kekasihnya beberapa hari lalu.Sofia ingat saat pertemuan pertamanya
di hari pertamanya masuk ke dalam relung hatinya.
Aku
mencintai kamu
Kan
kusayangi kau sampai akhir didunia
Dan
saat itu dia menggandeng tangannya pertama kali.
Dan
kujadikan kamu wanita
Paling
bahagia di seluruh dunia
Karena
kamulah satu-satunya.
Ada
gelnyar aneh dalam yang tak bisa diungkapkan Sofia.
Mengingat
cara Andy tersenyum, nafasnya mendadak tersendat.
Jadi
terimalah oh cintaku
Jangan
kau patahkan hatiku
Saat
itu entah kenapa Sofi teringat saat Andy menyatakan perasaanya.
Aku
menicntai kamu
Dengarkan
janjiku
Kan
kusayangi kau sampai akhir dunia
Dan
ku jadikan kamu wanita
Paling
bahagia di seluruh dunia
Karena
kamulah satu-satunya
Kan
kusayangi kau sampai akhir dunia
Dan
ku jadikan kamu wanita
Paling
bahagia di seluruh dunia
-Armada-
“Aku
tidak tahu. Aku tidak bisa mempercayaimu Andy,aku bahkan tidak bisa mempercayai
diriku sendiri saat ini. Aku tidak tahu mana yang harus aku dengar, otak atau
hatiku.
Sebagian
hatiku, belum bisa menerima permintaan maafmu. Meskipun aku tahu kamu jujur dan
tulus saat mengatakan semuanya,” Sofia mengusap air matanya secara kasar. Ia
tak mau terlihat kalah di depan mantan kekasihnya ini.
“Aku
masih ingat dengan jelas senyum kamu,tawa kamu, suara kamu, dan tangisanmu,”
Andy mengusap bulir-bulir air mata Sofia. Ia menghela nafas sebentar. “Saat aku
tahu kamu udah nggak bersamaku lagi, aku selalu berharap semua itu cuma mimpi.
Aku berharap di saat terbangun, kamu ada disisi aku dan berkata kamu nggak akan
pernah ninggalin aku. Kamu mau kita balikan lagi?” ungkap Andy nyaris berbisik
namun membuat air mata Sofia semakin deras.
Sofia
menatap rerumputan di hadapannya yang bergoyang lembut. “Tapi sekarang aku
sadar, ternyata kamu benar. Selama ini kamu selalu menunggu aku. Dan pada saat
aku sadar, aku nggak bisa menghentikan rasa sayangku ke kamu.”
Riuh
tepuk tangan teman-teman yang awalnya ingin menghujani Andy tepung beralih
menjadi tontonan gratis roman picisan membuat semunya envy.
“Dan
untuk Roy kutu kupret,” ujar Andy memasang ekspresi segarang mungkin yang
terlihat dibuat-buat.
“Aku
sudah banyak membantu sahabatku,” Roy memelas sudah tahu apa yang terjadi
selanjutnya.
“Hai
teman-teman, mau aku traktir nggak?” teriak Andy tiba-tiba.
“MAUUUUU.”
jawab semuanya kompak.
“Boleh
minta satu permintaan? Berhubung Roy yang menjadi kambing hitam dibalik putus
sekaligus nyambungnya hubungan kami,
Please. Telur sama terigu kalian alihkan aja ke Roy ya?”
“SIAPP
BOSS.”
“Aku
masih nggak ngerti, apa maksudmu Roy deketin aku biar kamu cemburu gitu?”
“Seperti
itu.” ucap Andy acuh meninggalkankan semua teman-temannya. “Yuk pulang!”
“Tapi
– “ Sofia mendadak bungkam saat tangan hangat Andy sudah menggenggam tangannya.
Ia tersenyum simpul melihat hubungan mereka kembali baik-baik saja. Yura
mengedipkan matanya ketika kami sempat berpapasan dengannya, aku tahuarti
kedipan itu. Thanks Yura udah bantuin aku. Sekarang aku percaya kata-kata Yura
yang sempat membuatku selalu menyangkalnya.
“Percaya
deh,bakal dateng saatnya lo akan ketemu dia yang PAS banget sama lo. Lo bisa
bener-bener jadi diri lo tanpa rasa jaim dan dia bakal terima lo. Yang
pasti selama lo percaya diri dan jadi
diri lo sendiri, dia bakal dateng tanpa lo cariin.” Begitulah kata Yura yang
masih diingat Sofia.
END
@dedikasi
story untuk SOfia- anDY
Sekedar
cerita mini pengisi waktu insomia disaat mendengarkan lagu perpisahan sekaligus
perjuangan sepasang kekasih untuk menyusun kembali kepingan kenangan lagi untuk
bisa bersama kembali. Hanya itu. Salam manis J
20/05/2015
1:23
Revisi
11/12/15
05:03
No comments:
Post a Comment