Wednesday, 2 March 2016

Cerpen- Mistake Marriage[Desy Story]


Mistake Marriage Dhessy

Tunjukkan caraku tuk berjuang
Tuk kembali padamu saat kutemukan caranya
Selama ini kau terus disini
Seolah kau adalah cerminku
Cerminku yang membalas tatapanku

***
          Semuanya berlalu begitu cepat, tanpa kisah atau apapun. Intinya mereka saling suka .

          Dan pernikahan itu terjadi.
***
          “Rumahnya Indah.” gumam Dhesy masih terpesona akan rumah yang akan ditempatinya bersama sang suami.

          “Memang, aku sudah menabung jauh-jauh hariu umtuk membeli rumah masa depan kita.” Sahut Denny tersenyum bangga.

          “Benarkah? Bukankah kita bru-baru saja mengenal satu sama lain, bahkan kisah percintaan kita baru berumur jagung dan kita menikah,” jawab Dhesy ragu.

          “Oh ayolah sayang, kita baru sampai dan jauhkan pikiran negatifmu padaku.”

          “Baiklah...”
***
          Entahlah bagaimana menjelaskannya, hubungan pernikahan Dhesy seperti teh tanpa gula. Memang terlihat biasa. Tapi, jujur dalam lubuk hati Dhesy ada sesuatu yang aneh pada Denny.
Seperti ada sesuatu rahasia.

          Namun Dhesy belum mampu mencari jawabannya.

          “Aku harus keluar kota untuk beberapa hari. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan. Kamu nggak apa kan kalau harus aku tinggal?” tanya Deny disuatu pagi. Hari ini mereka sarapan seperti biasa sebelum Denny harus berangkat ke kantor.

          “Nggak masalah. Aku akan baik-baik saja di sini. Kamu hati-hati ya disana,” pesan Dhesy.

          “Iya sayang. Aku pergi dulu,” pamit Denny sebelum berangkat tak lupa dikecupnya kening Dhesy penuh kasih.

***
          Untuk mengisi rasa bosannya, pagi ini Dhesy berinisiatif membuat dekorasi baru untuk beberapa ruangan rumah barunya.

          Sebuah ruangan disebelah ruang kerja Denny membuatnya penasaran. Ada sebuah lemari kayu berukuran sedang menghalangi pintu ruangan tersebut. Mungkin saja ruangannya sengaja ditutup?
          Ah tapi Dhesy tidak mau berkutat terlalu lama dengan rasa penasarannya. Didiorongnya sekuat tenaga walau hanya bergeser sedikit namun setidaknya ada celah masuk.

          Dhesy takjub dengan apa yang diihatnya kali ini, semua ruangan rumah di sini mengalahkan keseluruhan kamar ini. Walpaper batik bunga kecoklatan menghiasi dinding-dingdingnya, dilengkapi dengan funiture yang sedikit berbeda. Sangat pas dan nyaman sekali di kamar ini. Ia jadi heran sendiri kenapa Denny tidak menjadikan kamar ini sebagai kamar mereka.

          “Ah, aku akan minta Denny untuk pindah ke kamar ini saja,” gumamnya senang. Ia bergegas kembali ke kamarnya dan memindah seluruh barang-barang ke kamar barunya ini.

          Malam harinya Dhesy sibuk membersihkan diri sebelum tidur. Diusapnya lotion pada kaki jenjangnya yang mulus, terkahir diusapnya lagi pembersih wajah. Ada sesuatu yang aneh ketika Dhesy bercermin, sinar putih menyilaukan matanya menampilkan sesosok wanita menyeramkan sedang melambaikan tangannya seolah menjangkau untuk keluar dari cermin. Dhesy begitu ketakutan. Refleks, ia menghancurkan cermin dengan genggaman tangannya hingga menjadi serpihan-serpihan kecil.

***

Keesokan harinya.

          Denny pulang lebih cepat dari perkiraan Dhesy sebelumnya. Lega rasanya ia tidak sendirian lagi dirumah. Semua uneg-unegnya ia sampaikan pada sang suami agar segera pindah rumah karena Dhesy merasa terancam.

          “Jangan berfikir yang tidak-tidak! Mungkin saja halusinasimu terlalu berlebihan! Kita tidak akan pindah rumah!” bentak Denny dingin membuat Dhesy tak mampu membatah. Dhesy kembali ke kamar misteri itu untuk mengambil beberapa barang dan begitu terkejutnya dia melihat kaca yang hancurkan semalam utuh seperti semula. Disentuhnya kembali cermin tersebut, wanita itu kembali muncul. Tanpa diduga seseorang mendorongnya dari belakang dan ditariknya Dhesy oleh wanita menyeramkan itu kedalam cermin.

          “Terima kasih kau menggantikan posisiku untuk saat ini, aku hanya ingin memiliki ragamu. Akhirnya penantianku terbayar sudah dan aku bisa hidup bahagia bersama Denny, suamiku,” ujar wanita menyeramkan tersebut kemudian bertukar roh dengan Dhesy. Keluarlah wanita itu dari cermin dalam wujud raga Dhesy yang sudah disambut oleh Denny yang sejak awal menjadikan Dhesy tumbal untuk ditukar dengan roh istrinya tanpa jiwa. Sementara Dhesy terperangkap dalam cermin sampai waktu yang tidak ditentukan.

END

No comments:

Post a Comment