Sebenernya postingan ini mau curcol juga sih hehe. Jadi kemarin-kemarin pemantapan Unas rencana guru2 mau siswanya diacak buat pembelajaran materi UNAS, dari kelas yang isinya anak yang lebih pintar sampai yang biasa aja. Katanya sih biar merata.
Namun rencana tersebut tidak terwujud. Saat ditanyakan alasannya, para siswa lebih nyaman sama temannya sendiri, jadi para siswa enggan untuk diacak lagi kelasnya. Salah satu guru sempat bingung lalu berceletuk, "Di sekolah ini bukannya kalian semua teman?"
Kalau dilihat sekilas, pasti orang lain berpikir, "kok keliatannya mereka berkubu-kubu ya? Padahal masih satu sekolah, apalagi sama jurusan juga loh?"
Jangan negatif thinking dulu lah, kalau dilihat dari sisi lain, apalagi dari pengalaman dan pengamatan saya, di bawah ini beberapa penyebab dari permasalahan postingan hari ini:
1. Keduluan Minder dan Gengsi
Kalau mau ngobrol sama teman kelas lain kadang rasa minder katanya belum akrab lah, minder ngobrol sama orang yang lebih oke dari kita lah, orangnya keliatan jutek lah dan bla bla lainnya yang akhirnya bikin gengsi saling nyapa duluan. Kamu juga pernah?
Kalau mau ngobrol sama teman kelas lain kadang rasa minder katanya belum akrab lah, minder ngobrol sama orang yang lebih oke dari kita lah, orangnya keliatan jutek lah dan bla bla lainnya yang akhirnya bikin gengsi saling nyapa duluan. Kamu juga pernah?
2. Udah terlalu nyaman sama teman yang itu-itu mulu.
Kadang, kalau kita udah terlalu nyaman sama seorang sahabat atau pacar, poros dunia kita ya cuma di lingkungan itu mulu. Kemana-mana barengan ga mau pisah seperti sepasang sepatu yang terlihat buruk kalau nggak sepasang. Saking bergantungnya, rasanya nggak nyaman kalau nggak sama dia dibanding orang lain. Misal ada orang lain nimbrung ikutan ngobrol mah dicuekin, karena mereka menganggap kamu "loe nggak bakal ngerti ama yang gue omongin sama dia (red: temen deket) nah loh! Jadi kesannya pilih-pilih banget ya? Ya apa daya kalau mereka belum sepenuhnya percaya sama orang lain disekitarnya. Paling ngenesnya itu, waktu si sepasang sepatu punya masalah dan mereka akhirnya musuhan, terus mau cari temen baru lagi udah terlalu sangsi. Ya mau gimana lagi? Belajarlah untuk peka terhadap sekitarmu.
Kadang, kalau kita udah terlalu nyaman sama seorang sahabat atau pacar, poros dunia kita ya cuma di lingkungan itu mulu. Kemana-mana barengan ga mau pisah seperti sepasang sepatu yang terlihat buruk kalau nggak sepasang. Saking bergantungnya, rasanya nggak nyaman kalau nggak sama dia dibanding orang lain. Misal ada orang lain nimbrung ikutan ngobrol mah dicuekin, karena mereka menganggap kamu "loe nggak bakal ngerti ama yang gue omongin sama dia (red: temen deket) nah loh! Jadi kesannya pilih-pilih banget ya? Ya apa daya kalau mereka belum sepenuhnya percaya sama orang lain disekitarnya. Paling ngenesnya itu, waktu si sepasang sepatu punya masalah dan mereka akhirnya musuhan, terus mau cari temen baru lagi udah terlalu sangsi. Ya mau gimana lagi? Belajarlah untuk peka terhadap sekitarmu.
3. Ini orangnya emang kurang supel dalam sosialisasi.
Yang satu ini akarnya dari masalah itu sendiri, dan banyak faktor yang menyertainya. Misalnya
-Udah bawaan anaknya pendiem.
-Nggak pernah ikut kumpul-kumpul ( misal ikut ekskul, kegiatan Osis, hangout bareng.)
Yang satu ini akarnya dari masalah itu sendiri, dan banyak faktor yang menyertainya. Misalnya
-Udah bawaan anaknya pendiem.
-Nggak pernah ikut kumpul-kumpul ( misal ikut ekskul, kegiatan Osis, hangout bareng.)
Yeha bukannya sok saya merasa jadi anak hitzz, saya cuma liat sisi pandang beberapa pihak aja. Dulu smp saya kurang dalam bergaul lebih seneng habisin waktu buat nonton film luar, jadi fans berat twilight, belajar IT, dan saya akui saya lebih suka sama dumay di duta lebih pilih-pilih sih. Ternyata itu gak berlanjut sampai sma. Mungkin gara2 punya temen anak supel dan hitz di sekolah, dan terakhir mungkin pengalaman juga pacaran sama anak troublemaker di sekolah (ceritanya peragain novel Jingga dan Senja) wkwk, jadi lebih dikenal lah daripada dulu.
Kalau kamu gimana?
Jangan tersinggung ya buat oknum-oknum yang merasa terganggu ini cuma sharing dari unek-unek yang pengen dikeluarin
Jangan tersinggung ya buat oknum-oknum yang merasa terganggu ini cuma sharing dari unek-unek yang pengen dikeluarin
No comments:
Post a Comment