Tuesday, 23 February 2016

Resensi novel Memori ½ Giga


Judul             : Memori ½ Giga
Penulis           : Syarifatul Munawaroh
Penyunying     : Lavira Az-Zahra
Tata Letak      : Lavira Az-Zahra
Desain Sampul : Lavira Az-Zahra
Penerbit         : Pena House,Blora,2015
Hlmn             : 136hlm, 13x19cm
Harga            : 45.000
“Aku hanya butuh seseorang yang mampu melengkapi memori hatiku yang tinggal setengah giga. Terimah kasih Rana.” (hlm 124)

Itulah sepenggal kutipan yang saya temukan kenapa cerita ini diberi judul “Memori ½ Giga” cerita yang menarik karena menurut saya cerita ini tuh natural. Kok bisa? Padahal penulisnya sendiri minder buat buku ini karena menurutnya cerita ini katanya plotnya flat (sok banget ya ngerendah gitu padahal bagus juga kok)
Oh ya kenapa bisa katanya natural? Iya gitu, cerita ini itu kisahnya berasal dari cerita nyata dan ditambahi sedikit bumbu-bumbu fiksi jadi berasa kalo ini real-life pas pertama kali baca (padahal aslinya belum tahu ini kisah nyata) jadi kesannya ga mengada-ada dan gak lebay-lebay gitu.

Novel ini bercerita tentang cinta yang verawal dari suara yang Rana rasakan ternyata hanya sampai pada titik status “adik dan kakak”. Hatinya cenderung memilih ingin ingin bersama dengan seorang cowok yang memutuskan untuk tidak mempercayai cinta setelah mendapat penghianatan. Lantas jika kehadiran Rana membuatnya begitu menginginkan seorang Rana, akankah ia percaya bahwa ia telah kembali jatuh cinta.

Cerita biasa ini akan membawa kalian berkenalan dengan seorang malaikat pendiam di luar jam kerja berwujud Rana Angela. Rasa yang ia kira itu cinta ternyata hanya sebatas rasa suka pada suara pemuda pujaannya. Dan cinta sesungguhnya akan ia tunjukan pada teman si pujaan.

***

Ini kan masih buku baru, masih anget-angetnya, jadi saya nggak mau spoiler terlalu banyak, biar kalian penasaran dan baca sendiri bukunya. Namun dari sinopsinya sendiri sebenarnya sudah menceritakan isi bukunya terlalu gamblang juga, untungnya aja diceritain dengan bahasa yang implisit jadi pembaca nggak bisa langsung nebak isi cerita. Oke, disini saya hanya menjabarkan [+] dan [-] keseluruhan dari buku ini. 

[+]
·       Novel ini menarik pas pertama baca karena judulnya, jadi pasti buat pertama liat jadi penasaran kok “Memori ½ Giga”? apa ini ada keterkaitan dengan Memori(Ingatan) atau merujuk pada memori handphone/flashdisk wkwk

·       Covernya nih bikin greget, keren loh gambarnya daun-daun berguguran gitu

·       Narasinya puitis banget jadi nggak bosen dengan kata sore telah tiba, matahari telah terbit. Karena pembaca diajak juga buat menikmati moment-moment istimewa setiap detiknya.
·       Novel ini mengajarkan kita buat legowo (menerima kenyataan dengan ikhlas) bahwa apa yang kita harapkan terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun, Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik. Karena Tuhan akan tahu apa yang kita butuhkan dibanding sekedar apa yang kita inginkan.

·       Ya seperti dia awal tadi, saya suka cerita ini karena natural dan berasa real-life seperti ada disekitar kita gitu gak tahu kenapa.
·       Ceritanya yang ringan dengan bahasa yang sederhana namun menyentuh cocok banget buat pembaca mengisi waktu luang disela kesibukan, mengingat bukunya yang nggak terlalu tebal, 1-2 jam bisa selesai kok (kalau ngebut loh wkwkwk)

·       Setiap bab ganti Point Of Vie antara Rana dan Irvan, jadi kita bisa menyelami dua pemikiran mereka secara bertahap. Ciri khasnya nih! Kalau Rana orangnya kalem dan pendiam jadi narasinya pakai bahasa “aku” sedangkan Irvan ya maklum anak gaol jadi pake bahasa “gue-elo”.

[-]
·       Typo masih suka bertebaran di mana-mana, bahkan aku nemuin satu pargaraf yang salah dan ternyata terlalu menjorok di pinggir red: hlm 84 , mungkin lebih teliti lagi ya untuk kak Syarifa
·       Konfliknya kurang kuat, aku nggak tahu emang disengaja apa nggak jadi berasa baru baca cerita, tahu-tahu udah abis alias cerita udah the end, kurang greget padahal bagus.

·       Kualitas bukunya kurang mendukung, padahal ceritanya bagus. Bukunya menurutnku terlalu tips padahal ceritanya udah lumayan banyak, mungkin pengaruh spasinya yang terlalu mepet-mepet. Belum lagi covernya untuk ukuran font tulisan nama penulisnya terlalu biasa banget. Dan satu lagi teksnya ada yang beberapa blur juga. Jadi untuk penerbitnya (Pena House) saya harap kualitas bukunya harap lebih ditingkatkan lagi untuk kedepannya.

Nah beberapa kutipan di bawah ini langsung aku comot dari novel “Memori ½ Giga” biar kalian pada baper bacanya wkwkw:

1.  “Bagaimana pun persahabatan jauh lebih berharga dari pada sebuah perasaan yang belum pasti.”
(hlm 6)

2.  “Kenapa sekarang suaramu malah membuatku tidak tenang?” (hlm 7)

3.  “Kenapa harus menyiksa dirimu dengan kebingungan yang kamu ciptakan sendiri?” (hlm 7)

4.  “Jika ini yang dinamakan orang-orang dengan jatuh cinta, sungguh , aku menyerah! Ini hanya menjadikanku seperti orang tolol.” (hlm 7)

5.  “Gue bukan cowok baik, namun berharap mendapat yang terbaik. Gue tidak sempurna, tapi bermimpi memiliki hati yang utuh. Bukankah itu sah-sah saja? Gue manusia biasa yang memiliki segudang harapan untuk mendapatkan kebahagiaan. Gue juga berhak menata kembali hati gue yang ambruk.” (hlm 50)

6.  “Setiap senja hadir, ia merasa terlahir kembali. Walau kemunculannya sangat singkat, tapi esok hari dia akan kembali dengan warna oranye yang mejingga.” (hlm 70)

7.  “Mungkin terlihat konyol. Tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hati kita. Jatuh cinta itu tidak direncanakan.” (hlm 74)

8.  “Setiap kisah cinta pasti selalu membuat kita tertarik. Baik untuk yang sudah banayk pengalaman maupun beluum pernah mengalaminya sama sekali.” (hlm 84)

9.  “Sorry bukannya mau nyindir. Tapi kalau kesindir, aku minta maaf.” (hlm 88)

10.          “Mereka punya alasan masing-masih untuk melakukan hal yang mereka yakini. Hidup itu pilihan bukan?” (hlm 89)

11.          “Gue minta maaf. Andai gue bisa memilih, gue gak akan mungkin jatuh cinta sama cewek yang ditaksir teman gue sendiri.” (hal 129)

12.          “Patah hati akan menyesakkan jika kita tidak bisa mengikhlaskan sebuah kenyataan yang megiris rasa yang kita punya. Kalau saja kita merelakan, sakit itu tidak akan menyergam.” (hlm 131)

Finally, resensi ini akan aku tutup dengan wawancara singkat dengan penulisnya “Memori ½ Giga” yang lebih dikenal dengan sebutan Syarifa Azyura.

Q: Udah berapa lama kakak nyelesein novel Memori ½ Giga?
A: Awal nulis itu waktu adikki baru mau ujian SMK. Sekarang dia kuliah semester 4. Jadi kapan tuh? Haha. Waktu itu baru beberapa bab ditinggal gitu aja soalnya laptop dibawa adik masuk kuliah di bengkulu. Terus dilanjut tahuin lalu pas punya hape canggih. Hehehe. Itu cerita dari kapan tahun sih ya. Sayang kalau gak dilanjut.

Q: Inspirasi cerita dapet dari mana kak? Kok cerita dari anak band padahal sekarang lagi musim cerita wedding loh?
A: Inspirasinya ya sama dari band. Tetanggaku punya band gitu. Namanya sMiLe Fun. Biasalah abege pada gitu soalnya tampangnya pada lumayan dan aku pun sempat ikutan alay hihi. Cerita MSG dan faktanya dikit. Aku sempet ada cekcok sama temen gara-gara taksir-taksiran itu. Haha untungnya ga berlanjut. Wah aku gak tahu kalau lagi musim wedding J.”

Q: “Suka dukanya apa kak waktu nulis novel ini?”
A: “Sukanya... ya itu ceritanya konyol. Aku suka ketawa-tawa sendiri bacanya apalagi pas bayangin pernah naksir mereka yang jujur baru lihat mereka satu kali.

Dukanya itu, nulisnya perjuangan banget. Laptop ga ada. Pake hape. Terus kemarin ngeditnya minta tolong temen pesbuk yang jauh di Madura sana. Akku belum ketemu dia, tapi dia baik banget mau aku rempongin di sela tugas kuliahnya.




No comments:

Post a Comment